Korsel Terima Undangan Korut untuk Adakan Pertemuan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 16:36 WIB
Korsel menerima undangan Korut untuk mengadakan pertemuan tingkat pemerintah pertama kalinya pada 26 November mendatang di perbatasan militer kedua negara.
Korsel sebenarnya sudah beberapa kali mengundang Korut untuk mengadakan pertemuan guna menindaklanjuti perjanjian pada 25 Agustus lalu yang dianggap mengakhiri kebuntuan perbaikan hubungan dengan adanya saling tembak dan jebakan ranjau di perbatasan. (Reuters/the Unification Ministry/Yonhap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan menerima undangan Korea Utara untuk mengadakan pertemuan tingkat pemerintah pertama kalinya pada 26 November mendatang di perbatasan militer kedua negara, tepatnya Desa Panmunjom, guna memperbaiki hubungan.

Seperti dilansir Reuters, Korsel sebenarnya sudah beberapa kali mengundang Korut untuk mengadakan pertemuan guna menindaklanjuti perjanjian pada 25 Agustus lalu yang dianggap mengakhiri kebuntuan perbaikan hubungan dengan adanya saling tembak dan jebakan ranjau di perbatasan.

Korut menyesali insiden ranjau darat yang melukai tentara Korsel. Korsel mengatakan bahwa ekspresi penyesalan tersebut berarti pengakuan bersalah dari Korut. Anggapan tersebut disanggah oleh Korut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang ahli masalah Korut dari Yonsei University di Seoul, John Delury, kesepakatan untuk mengadakan pertemuan tingkat pemerintah ini bisa menjadi kesempatan untuk mencairkan cara kedua negara berdiskusi.

"Sekarang, kami kembali lagi. Permainan dimulai kembali. Terkadang, perbincangan semacam ini sudah gagal sebelum mencapai keputusan pejabat tingkat apa yang akan dikirim. Jadi, kali ini terdengar seperti pendekatan yang sangat pragmatis dan langsung," ujar Delury.

Kendati terus berseteru, salah satu poin perjanjian pada Agustus lalu tetap diwujudkan, yaitu reuni keluarga Korut dan Korsel yang sudah terpisah sejak perang Korea berakhir pada 1953.

Korut dan Korsel sendiri secara teknis masih dalam keadaan perang karena perang berakhir bukan karena perjanjian damai, melainkan gencatan senjata.

Sejak saat itu, hubungan antara Korut dan Korsel selalu mengalami pasang surut. Hingga akhirnya hubungan membeku pada 2010, ketika kapal perang Korsel karam dan menewaskan 46 pelaut.

Korsel menyalahkan Korut atas insiden tersebut. Namun, Korut membantah.

Pada akhir 2010, Korut juga mengebom pulau di Korsel dan menewaskan empat orang.

Korsel pun memberlakukan sanksi yang menghentikan hampir semua pertukaran komersial di antara kedua negara. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER