Dua Pengungsi Dideportasi Thailand atas Permintaan China

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2015 07:13 WIB
Prayuth Chan-ocha mengatakan dua pengungsi yang terdaftar di UNHCR dideportasi Thailand kembali ke China atas permintaan China.
Prayuth Chan-ocha mengatakan dua pengungsi yang terdaftar di UNHCR dideportasi Thailand kembali ke China atas permintaan China. (Reuters/Erick De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dua pengungsi terdaftar dideportasi ke China atas permintaan Beijing, setelah mereka memasuki Thailand secara ilegal.

Sebelumnya, badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan bahwa Thailang seharusnya tak memulangkan dua pengungsi itu, karena hidup mereka berada dalam bahaya jika kembali ke China.

Ketika mereka ditahan oleh otoritas Thailand pada 28 Oktober lalu, Jiang Yafei dan Dong Guangping memgang surat perlindungan PBB dan menunggu untuk pergi ke Kanada, dalam status mereka sebagai pengungsi.
“Mereka melanggar hukum imigrasi dan setelah mengecek kami menemukan bahwa ada perintah penangkapan dari negara asal,” kata Prayuth, merujuk ke China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mereka meminta kami untuk mengirim mereka (pengungsi) kembali dan kami harus mengirim sesuai dengan prosedur. Apa yang dikatakan soal perlindungan dari UNHCR, kami tidak tahu soal itu,” tambah Prayuth, Selasa (24/11).

Ia mengatakan bahwa China telah meyakinkan bahwa pendeportasian kedua pengungsi itu tidak melanggar aturan.

“Kami mengatakan kepada negara asal bahwa jika mereka mengambil mereka kembali mereka harus menjaga mereka dan tidak melanggar hak asasi manusia dan mereka menjanjikan itu,” ujarnya.

Thailand sebelumnya mendeportasi 100 warga Muslim Uighur ke China pada Juli, mengundang kecaman dari dunia internasional.

Kaum Uighur merupakan kelompok minoritas yang tinggal di daerah Xinjiang dan berbicara bahasa Turki.

Namun dua orang pengungsi yang baru dideportasi bukan orang Uighur.

Sementara, hubungan Thailand dan China makin membaik sejak junta militer berkuasa di Thailand pada Mei 2014.

Pada Kamis dan Jumat pekan lalu, angkatan udara China dan Thailand melangsungkan latihan bersama yang pertama. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER