Jakarta, CNN Indonesia -- Armada penangkapan ikan paus Jepang berangkat ke Antartika untuk melanjutkan tradisi perburuan paus yang telah berlangsung puluhan tahun.
Jepang menargetkan akan menangkap lebih dari 333 paus dalam musim perburuan hingga tahun depan dan mengklaimnya sebagai bagian dari “penangkapan paus ilmiah”.
Ditentang oleh dunia internasional, perburuan paus Jepang sempat terhenti selama setahun belakangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahkamah Internasional (ICJ) tahun lalu memutuskan bahwa penangkapan paus Jepang di Samudera Selatan harus dihentikan. Komisi Paus Internasional pada April juga mengatakan bahwa Jepang belum menunjukkan kebutuhan untuk “pengambilan sampel mematikan.”
Tapi Tokyo dari awal memang telah bersumpah untuk tetap melanjutkan perburuan paus di musim 2015/2016. Jepang hanya berjanji akan mengurangi jumlah paus minke yang akan mereka buru menjadi 333 ekor, turun sekitar dua per tiga dari sebelumnya.
"Tahun lalu, sayangnya, ICJ membuat keputusan dan kami tidak dapat menangkap paus," kata Tomoaki Nakao, wali kota Shimonoseki yang merupakan rumah bagi banyak armada penangkapan ikan paus Jepang dan bagian dari distrik pemilihan Perdana Menteri Shinzo Abe.
"Tidak ada hari sebahagia hari ini," katanya kepada awak armada pada seremoni sebelum keberangkatan mereka, Selasa (1/12).
Tak lama sebelum tengah hari kapal berlayar di bawah cuaca cerah, anggota keluarga awak dan pejabat melambai dari pantai. Perburuan diperkirakan akan berlangsung hingga Maret.
Jepang telah lama menyatakan bahwa sebagian besar spesies paus tidaklah terancam punah, dan bahwa makan ikan paus adalah bagian dari budaya Jepang. Mereka memulai penangkapan paus “ilmiah” pada 1987, setahun setelah moratorium internasional soal penangkapan paus mulai berlaku.
Jepang juga mengklaim bahwa survei perburuan paus diperlukan untuk mencari informasi tentang bagaimana paus hidup, termasuk apa yang mereka makan, serta jumlah populasi. Daging paus lalu berakhir di rak-rak toko, meskipun sebagian besar orang Jepang tidak lagi memakannya.
Pejabat Jepang, termasuk Abe sendiri, telah lama mengatakan tujuan utama mereka adalah dimulainya kembali penangkapan ikan paus komersial.
Menteri Lingkungan Hidup Australia Greg Hunt mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya menentang keras keputusan Jepang.
"Kami tidak menerima apapun cara, bentuk atau konsep membunuh paus untuk penelitian ilmiah," tambahnya.
(stu)