India Umumkan Kerja Sama Energi Surya dengan 120 Negara

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 13:36 WIB
Perdana Menteri India, Narendra Modi meluncurkan aliansi tenaga surya internasional, bekerja sama dengan lebih dari 120 negara di KTT Perubahan Iklim 2015.
Perdana Menteri India, Narendra Modi berulang kali menyatakan keinginannya untuk menggunakan energi surya yang murah untuk memberikan akses energi kepada warga yang tinggal di daerah terpencil dan pedesaan yang tidak memiliki akses ke jaringan listrik. (Reuters/Rob Stothard/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri India, Narendra Modi bersama dengan Presiden Perancis, Francois Hollande, meluncurkan aliansi tenaga surya internasional dengan kerja sama dengan lebih dari 120 negara di Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim bertajuk United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of The Parties ke-21 (COP21) di Paris, Perancis.

Modi menilai ketika bahan bakar fosil menempatkan Bumi dalam bahaya seperti kondisi saat ini, harapan akan kemakmuran masa depan bergantung kepada inisiatif yang berani.

"Teknologi surya tengah berkembang, biayanya mulai menurun dan konektivitas jaringan membaik," kata Modi..

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mimpi adanya akses universal untuk energi bersih menjadi lebih nyata. Ini akan menjadi dasar ekonomi baru di abad baru," ujar Modi menambahkan.

Dilansir The Guardian, Senin (30/11), Modi menyebutkan aliansi tenaga surya tersebut sebagai "matahari terbit dari harapan baru, tidak hanya untuk energi bersih tetapi untuk desa dan rumah-rumah yang berada dalam kegelapan, tak tersentuk listik. Untuk pagi dan malam yang bersinar, penuh dengan kemuliaan matahari."

Duta perubahan iklim Perancis, Laurence Tubiana, menyebut aliansi ini benar-benar merupakan pemain penting yang akan mengubah dunia. Meskipun sebagian besar negara yang termasuk dalam aliansi ini merupakan negara tropis, sejumlah negara Eropa juga ikut bergabung, termasuk Perancis.

Hollande menggambarkan proyek ini merupakan tindakan yang adil untuk memerangi perubahan iklim, yakni dengan memobilisasi keuangan publik dari negara-negara maju untuk membantu memberikan akses energi secara universal.

"Ini adalah kemajuan yang pesat dari negara-negara yang percaya pada energi terbarukan," katanya dalam konferensi pers di Paris.

"Yang kami tunjukkan di sini adalah ilustrasi kesepakatan Paris di masa depan, karena inisiatif ini menjadi wadah berbagi teknologi dan memobilisasi sumber daya keuangan," ujar Hollande.

Pemerintah India melakukan investasi awal sebesar US$30 juta, atau sekitar Rp409 miliar untuk mendirikan markas aliansi di India. Tujuan akhirnya adalah untuk mengumpulkan dana dengan target sebesar US$400 juta atau setara Rp5,4 triliun dari biaya keanggotaan negara-negara tersebut dan kerja sama dengan berbagai lembaga internasional.

Perusahaan yang terlibat dalam proyek ini meliputi Areva, Engie, Enel, HSBC Perancis dan Tata Steel.

India berulang kali menyatakan keinginannya untuk menggunakan energi surya yang murah untuk memberikan akses energi kepada warga yang tinggal di daerah terpencil dan pedesaan yang tidak memiliki akses ke jaringan listrik.

"Idenya adalah bahwa pasar yang lebih besar dan volume yang lebih besar akan menyebabkan biaya yang lebih rendah, sehingga memungkinkan meningkatnya permintaan," kata Ajay Mathur, pejabat senior India dan juru bicara di KTT Paris.

Dalam KTT Iklim di Paris, India berjanji menggunakan energi terbarukan hingga 40 persen dalam bauran energi nasionalnya pada tahun 2030. Negara ini diproyeksikan akan menjadi negara dengan penduduk yang paling padat pada 2030, dengan jumlah penduduk diperkirakan mencapai 1,45 miliar.

Climate Action Tracker menilai aliansi ini merupakan "proyek yang ambisius untuk diharapkan memberikan kontribusi yang adil", dan tidak konsisten dalam upaya memenuhi target penurunan emisi gas buang agar suhu global tak naik lebih 2 derajat Celsius.

Meski demikian, Modi dinilai sebagai salah satu kepala negara yang vokal menyerukan penggunaan energi bersih. Saat menjadi pejabat di wilayah Gujarat, Modi berhasil menggulirkan lebih dari 900MW energi surya.

"India muncul sebagai pemimpin untuk aliansi ini, dengan target ambisius untuk menginstal 175GW energi terbarukan pada tahun 2022," kata Arunabha Ghosh, kepala eksekutif Dewan Energi, Lingkungan dan Air di India.

Pengumuman aliansi energi surya internasional ini sejalan dengan janji yang dilontarkan AS dan 18 negara lain untuk memberikan US$20 miliar untuk penelitian dan pengembangan energi bersih pada 2020, dua kali lipat dari komitmen pendanaan saat ini. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER