Kebakaran Lahan di Australia, Dua Orang Tewas

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 11:50 WIB
Kebakaran melanda wilayah semak dan lahan pertanian di Australia Selatan sejak Rabu, dan sejauh ini telah menewaskan dua orang serta ribuan hewan.
Laporan kerusakan menunjukkan lebih dari 85 ribu hektar lahan pertanian dan semak telah terbakar sejak Rabu (25/11). (Reuters TV/NINE NETWORK)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebakaran melanda wilayah semak dan lahan di Australia Selatan, dan sejauh ini telah menewaskan dua orang dan ribuan hewan, serta menghancurkan 16 rumah.

Kebakaran dengan 14 titik api melanda di sepanjang 210 kilometer, dimulai sejak Rabu (25/11). Di tengah cuaca panas, kebakaran menjalar dengan cepat dan menghanguskan puluhan ribu hektar lahan pertanian.

Warga yang berada di dekat area kebakaran terpaksa melarikan diri, beberepa dengan panik mencoba menyelamatkan persediaan dari rumah mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Semua karena intensitas api dan kecepatannya. Kami mencoba memadamkannya. Tapi Anda tak bisa memadamkannya,” kata petani John Luch kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC), dikutip dari Reuters.

Seorang wanita 56 tahun dan seorang pria 69 tahun meninggal dalam kebakaran terpisah. Tiga belas orang dirawat di rumah sakit dan tiga orang masih hilang, kata Perdana Menteri negara bagian Australia Selatan, Jay Weatherill.

"Lima dari mereka adalah baik dalam kondisi kritis atau serius dengan luka bakar yang signifikan. Kita tahu bahwa salah satu dari orang-orang memiliki luka bakar lebih dari 80 persen di tubuh mereka," kata Weatherill, Kamis (26/11).

"Kami memiliki kekhawatiran serius bagi banyak (dan) tidak bisa sepenuhnya yakin kami telah mengidentifikasi setiap orang dalam kebakaran,” katanya.

Empat orang tewas dalam serangkaian kebakaran yang dipicu oleh petir di negara bagian Australia Barat pekan lalu.

Kebakaran hutan merupakan peristiwa tahunan saat musim panas di Australia, tetapi peningkatan suhu telah mendorong beberapa ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim bisa meningkatkan panjang dan intensitas kebakaran musim panas.

Badan Meteorologi Australia menyatakan bulan Oktober lalu merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat.

Laporan kerusakan menunjukkan lebih dari 85 ribu hektar lahan pertanian dan semak telah terbakar, kata Weatherill. Selain itu ternak dalam jumlah yang signifikan juga ikut menjadi korban, termasuk lebih dari 2.000 ekor babi.

Empat ratus petugas pemadam kebakaran ekstra juga tiba dari negara bagian lain pada Kamis untuk mengatasi kebakaran. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER