Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan terderas sepanjang abad ini mengguyur India pada Rabu (2/12), menyebabkan banjir di Tamil Nadu. Aliran air yang begitu deras membuat ribuan orang keluar dari rumah, pabrik-pabrik tutup, dan melumpuhkan bandar udara di Chennai.
Diberitakan Reuters, kota terbesar keempat di India ini memang merupakan tempat berdirinya pabrik otomotif serta perusahaan teknologi besar, seperti Ford Motor, BMW AG, Infosys, Tata Consultancy Services, dan Cognizant Technology Solutions Corp.
Namun, dampak paling besar terjadi pada bandara internasional di mana salah satu landasan pacu tak dapat beroperasi lantaran pasokan listrik yang terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah memulai operasi penyelamatan, tapi tantangan terbesarnya adalah untuk menemukan cara guna membersihkan bandara dan ruas jalan yang banjir," ujar seorang pejabat senior dari Badan Manajemen Bencana Nasional India, Anurag Gupta.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, memang sudah memerintahkan tim penyelamat dan pasukan paramiliter untuk melancarkan operasi bantuan di Chennai.
Di beberapa ruas jalan, terlihat penyelam dan tim penyelamat memasuki bangunan-bangunan yang terendam, membawa korban luka ke rumah sakit.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari satu juta warga terkena dampak banjir. Beberapa penduduk mengeluhkan respons lamban tim penyelamat.
"Polisi mau menolong, tapi tidak ada kapal. Kami berusaha untuk tidak panik," kata seorang warga, Ramana Goda, di tempat penampungan pengungsi di kantor polisi.
Keluarga Goda menahan panik setelah semalaman terapung di wilayah yang terendam banjir setinggi 3 meter.
Menurut para ahli cuaca, penyebab meluapnya air adalah angin muson timur laut musiman ditambah dengan sistem drainase di India yang memang buruk.
Setidaknya curah hujan meningkat dua kali lipat dalam 24 jam belakangan dari rata-rata bulanan pada Desember. Lembaga prakiraan cuaca privat, Skymet, mengatakan bahwa curah hujan ini akan bertahan hingga 24 jam mendatang.
Sebelumnya, para ahli meteorologi sebenarnya sudah mengingatkan bahwa siswa Typhoon Marilyn, atau In-Fa, dari Filipina dapat berubah menjadi tekanan tropsi dan membawa hujan lebat di pantai timur India.
Modi pun sempat menyalahkan perubahan iklim atas bencana alam yang terjadi di negaranya. Hal tersebut ia sampaikan setelah bertandang ke Paris, Perancis, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim.
(ama)