Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan warga tewas dalam pertempuran antara gerilyawan Taliban dengan pasukan pemerintah Afghanistan di bandara Kandahar yang berlangsung semalaman.
Serangan terhadap bandara Kandahar, salah satu tempat paling dilindungi di negara itu, menggarisbawahi kemampuan Taliban dalam meluncurkan serangan serius dan pukulan telak bagi pasukan keamanan yang masih terguncang usai direbutnya kota Kunduz pada September lalu.
Serangan terjadi dari Rabu (9/12) pagi hingga malam hari. Sekitar 24 jam setelah serangan berlangsung, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengumumkan setidaknya 37 warga sipil dan pasukan keamanan Afghanistan tewas sementara 35 lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pihak gerilyawan, sembilan anggota Taliban tewas dan sejumlah lainnya terluka. Salah satu korban penuh luka yang masih hidup bahkan terus meluncurkan serangan ke arah pasukan keamanan.
"Pasukan tentara nasional Afghanistan yang berani memerangi teroris di daerah bandara dan mencoba untuk bertindak hati-hati untuk menghindari jatuhnya korban dari warga sipil," kata kementerian pertahanan Afghanistan, dikutip dari Reuters.
Seorang dokter di rumah sakit setempat yang enggan identitasnya dipublikasikan menyatakan sebanyak 41 orang, yakni 37 warga sipil dan 4 tentara tewas dalam pertempuran itu.
Dalam insiden terpisah di provinsi Helmand, gerilyawan Taliban meningkatkan serangan selama sepekan terakhir. Pemberontak berhasil merebut distrik Khanishin, yang merupakan wilayah kontrol utama untuk rute penyelundupan narkoba melalui selatan.
Sebanyak 14 polisi tewas dan 11 lainnya terluka dalam perebutan wilayah itu, menurut kepala dewan provinsi Karim Atal.
Kandahar merupakan kota terbesar kedua Afghanistan. Kota ini selama bertahun-tahun menjadi pusat operasi pasukan internasional, yang sebagian besar telah ditarik dari Afghanistan pada akhir 2014.
Seorang juru bicara misi Resolute Support NATO menyatakan hingga saat ini belum ada laporan soal apakah ada personel internasional di pangkalan udara yang menjadi korban serangan Taliban.
(ama)