Dipenjara, Blogger Liberal Saudi Luncurkan Mogok Makan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2015 03:38 WIB
Dipindahkan ke penjara baru yang terisolasi, penulis blog liberal asal Arab Saudi, Raif Badawi meluncurkan mogok makan.
Dipindahkan ke penjara baru yang terisolasi, penulis blog liberal asal Arab Saudi, Raif Badawi meluncurkan mogok makan. (Dok. Facebook/ Raif Badawi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis blog dan aktivis pemerhati hal sipil asal Arab Saudi yang dinilai menghina Islam, Raif Badawi meluncurkan mogok makan setelah dipindahkan ke penjara "baru yang terisolasi."

Istri Badawi, Ensaf Haidar, yang mendapatkan suaka politik di Kanada bersama tiga anaknya, mengungkapkan pada Kamis (10/12) mogok makan dilakukan Badawi sejak Selasa (8/12).

Colette Lelievre, penyelenggara kampanye yang berbasis di Montreal dengan Amnesty International, menyatakan pihaknya diberitahu Badawi dipindahkan ke sebuah penjara yang berbeda untuk "alasan administratif." Amnesty belum dapat mengkonfirmasi informasi soal mogok makan Badawi secara independen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badawi, penulis blog yang dinilai menghina Islam di website "Free Saudi Liberal" pada 2008, dinyatakan bersalah pada 2014 karena melanggar hukum teknologi Saudi dan karena dinilai meluncurkan terhadap Islam. Badawi dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan 1.000 kali cambukan.

Badawi menerima 50 kali cambukan pertama pada Januari 2015, memicu kritik keras di negara-negara Barat dan kelompok pemerhati hak asasi manusia soal penerapan HAM di Saudi.

"Saya meminta kepada Raja Salman yang Agung untuk mengampuni suami saya," Haidar dalam cuitan di akun Twitter miliknya, dikutip dari Reuters.

"Mohon persatukan kembali anak-anak saya dengan ayah mereka," ujarnya.

Haidar akan berangkat ke Perancis untuk mewakili Badawi menerima penghargaan hak asasi manusia tertinggi dari Uni Eropa, Sakharov. Penganugerahan yang akan dilangsungkan di Strasbourg pada 16 Desember mendatang diberikan oleh Parlemen Uni Eropa untuk menghormati kebebasan berpikir.

Badawi, yang berjuang untuk menyuarakan pandangannya, dianggap layak mendapatkan penghargaan HAM bergengsi sekelas Sakharov. Dalam daftar nominasi penghargaan tahun ini, terdapat nama pemimpin oposisi Rusia yang ditembak mati, Boris Nemtsov, dan kelompok oposisi Venezuela.

Penghargaan ini dianugerahkan setiap tahunnya untuk menghormati pihak-pihak yang berani memerangi intoleransi, fanatisme, dan tekanan. Tahun lalu, Parlemen Uni Eropa memberikan penghargaan ini kepada dokter asal Kongo, Denis Mukwege, atas upayanya menolong korban perkosaan berkelompok oleh tentara.

Sebelumnya, penghargaan ini juga sudah jatuh ke tangan pemerhati pendidikan Pakistan Malala Yousafzai, tokoh HAM Afrika Selatan Nelson Mandela, dan aktivis Myanmar Aung San Suu Kyi. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER