Kazakhstan: Tidak Ada Kamp ISIS di Wilayah Kami

Melodya Apriliana | CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2015 15:59 WIB
Duta besar Kazakhstan untuk Singapura membantah pernyataan kepolisian Malaysia soal adanya kamp pelatihan anak-anak ISIS di Kazakhstan.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menanggapi pernyataan kepolisian Malaysia yang menyebut bahwa ISIS sedang melatih anak-anak untuk menjadi teroris di kamp-kamp di Suriah dan Kazakhstan, Duta Besar Republik Kazakhstan untuk Singapura, Yerlan Baudarbek-Kozhatayev, menampik gosip tersebut.

"Tidak ada kamp ISIS di wilayah Republik Kazakhstan," katanya mengklarifikasi, dilansir Channel NewsAsia pada Selasa (15/12).

Ia menambahkan, tuduhan seperti itu "sungguh merusak reputasi Kazakhstan di kancah internasional dan bisa berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kazakhstan "menjalankan kewajiban internasional untuk memerangi terorisme secara serius" dan bekerja sama erat dengan Komite Kontraterorisme di Dewan Keamanan PBB.

Selain itu, menurut Baudarbek-Kozhatayev, negaranya turut mendorong pembuatan koalisi antiteroris PBB, serta mengadopsi pendekatan komprehensif PBB dalam melawan terorisme berikut langkah-langkahnya, seperti hak universal bagi semua negara untuk mencari, memburu, meringkus, dan mengekstradisi teroris.

Sebelumnya, dalam sebuah seminar di Kuala Lumpur pada Senin (14/12), pejabat senior kontraterorisme kepolisian Malaysia, Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan anak-anak dengan usia sedikitnya dua tahun tengah dilatih menjadi teroris generasi selanjutnya di kamp-kamp di Suriah dan Kazakhstan. Menurutnya, sebanyak 500 anak dari seluruh dunia ditempa di kamp-kamp tersebut guna melebarkan sayap terorisme ke seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara.

Profesor Greg Barton dari Universitas Deakin, Australia membenarkan adanya kemungkinan ISIS menjajah Asia Tenggara. Barton meyakini bahwa Asia Tenggara merupakan target realistis mereka.

"Penting bagi ISIS untuk mengatakan bahwa seluruh dunia ada di tangannya, juga keterlibatan Indonesia sebagai negara berpopulasi Muslim terbesar di dunia, keterlibatan Muslim di Asia Tenggara secara umum, bagi nilai simbolisnya, bagi klaimnya untuk menjadi khilafah,” ucap Barton. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER