Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Australia menangkap dua pria di Sydney sebagai bagian dari operasi menggagalkan serangan potensial di gedung-gedung pemerintah oleh militan.
Penangkapan pria yang berusia 24 dan 20 tahun ini, membuat total 13 orang yang ditangkap dalam operasi yang sedang berlangsung, menurut Catherine Burn, wakil komisaris polisi New South Wales Polisi.
Awal bulan ini, polisi mendakwa lima orang termasuk seorang anak berusia 15 tahun atas dugaan rencana penyerangan ke target potensial termasuk markas Kepolisian Federal Austrlia di Sydney dan pangkalan angkatan laut di kota yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada ancaman spesifik, tidak ada ancaman saat ini, tidak ada ancaman yang tertunda, dan di akhir tahun ini ketika kita menuju ke Natal dan Tahun Baru, pastikan Anda menyelesaikan urusan Anda,” kata Burn pada Rabu (23/12).
Salah satu dari dua pria yang ditangkap akan didakwa atas tuduhan membuat dokumen yang sepertinya untuk memfasilitasi serangan teroris. Sedang pria kedua akan didakwa atas konspirasi dalam mempersiapkan serangan teroris.
Australia, sekutu setia Amerika Serikat yang ikut bertempur melawan militan Islam di Irak dan Suriah, berada dalam siaga tinggi mengantisipasi serangan radikal di rumah yang tumbuh sejak tahun lalu.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah menggagalkan sejumlah serangan potensial, sementara ada beberapa insiden di mana serangan oleh “lone-wolf” telah terjadi.
Pada September 2014, polisi menembak mati seorang remaja Melbourne setelah ia menikam dua petugas kontraterorisme. Desember tahun lalu, dua sandera tewas ketika polisi menyerbu sebuah kafe di pusat Sydney untuk mengakhiri 17 jam pengepungan oleh seorang pria bersenjata, yang juga tewas.
Pada Oktober, seorang anak 15 tahun menembaki akuntan polisi di markas polisi di pinggiran Sydney, Parramatta, dan kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi di luar gedung.
(stu)