Australia: ISIS Akan Jadikan Indonesia Bagian Kekhalifahan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2015 10:08 WIB
Menurut Jaksa Agung Australia George Brandis, ISIS mengincar Indonesia untuk dijadikan bagian dari kekhalifahan mereka.
Jaksa Agung Australia (kiri), mengatakan bahwa Indonesia adalah bagian dari rencana ISIS dalam mengembangkan kekuasaan mereka. (Reuters/beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Australia terus mewaspadai perkembangan ISIS dan kelompok radikal lainnya di negara tetangga mereka, Indonesia. Menurut Jaksa Agung George Brandis, ISIS mengincar Indonesia untuk dijadikan bagian dari kekhalifahan mereka, yang otomatis jadi ancaman besar bagi Australia.

Pernyataan Brandis disampaikan menyusul pengungkapan adanya rencana serangan teror di Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan ini. Indonesia menangkap sembilan tersangka teroris di lima wilayah berbeda.

Brandis mengatakan bahwa "tidak ada keraguan" Indonesia telah jadi bagian dari ambisi ISIS yang telah melebarkan sayapnya di Afghanistan, Libya dan negara lain di luar wilayah kekuasaan mereka di Suriah dan Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"ISIS punya ambisi meningkatkan keberadaan dan tingkat aktivitas mereka di Indonesia, baik secara langsung atau melalui perantara," kata Brandis kepada media The Australian, Selasa (22/12).

Menurut Brandis, ISIS akan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari kekhalifahannya, atau yang dia sebut "khilafah jauh."

"Kalian pernah mendengar istilah 'khilafah jauh'? ISIS telah mengungkapkan rencana mendirikan khilafah di luar Timur Tengah, khilafah provinsi. ISIS telah mengidentifikasi Indonesia sebagai lokasi ambisinya ini," ujar Brandis lagi.

Mendirikan khilafah ISIS di Indonesia memang hampir mustahil terjadi dengan penegakan hukum dan pemberantasan kelompok radikal. Namun menurut sumber di badan pemberantasan terorisme Australia kepada media The Australian, Indonesia dikhawatirkan bisa menjadi lokasi penggodokan dan perencanaan serangan oleh ISIS ke Australia.

Hal ini terjadi terhadap Paris dan Belgia. Paris memang minim kelompok radikal, namun mereka berkembang di negara tetangganya, yaitu Belgia. Dalam serangan pada 13 November lalu yang menewaskan 130 orang, seluruh pelaku serangan adalah warga Belgia yang merencanakan penembakan dan pengeboman bunuh diri di Brussels. Dikhawatirkan, Indonesia menjadi seperti Belgia dan Australia menjadi Parisnya.

Indonesia, menurut sumber The Australian, negara dengan populasi Muslim terbanyak namun memiliki penjagaan perbatasan yang buruk di wilayah terpencil, berpotensi menjadi lahan subur tumbuh kembang ISIS dan perencanaan serangan ke Australia.

Belum lagi, banyak militan anggota Jemaah Islamiyah akan segera bebas dari penjara. Ini ditambah lagi kepulangan dari sekitar 300 warga Indonesia yang disinyalir bertempur di Suriah.

Untuk mengatasi ancaman ini, pemerintah Indonesia dan Australia berkomitmen meningkatkan kerja sama intelijen dan pemberantasan teror dalam pertemuan antara kedua pejabat pekan ini.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan usai menerima delegasi Australia pada Senin (21/12) mengatakan, ada tiga isu yang akan ditingkatkan, yaitu menanggulangi terorisme, keamanan siber, dan operasi intelijen.

Selain itu, kerja sama bilateral ini juga difokuskan untuk mencegah aliran dana kepada organisasi teroris. Menurut Luhut, kedua negara juga harus berupaya dalam menghentikan upaya propaganda oleh ISIS melalui media sosial. Gugus tugas khusus akan diciptakan untuk mengimplementasi kerja sama dua negara ini.
(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER