Jakarta, CNN Indonesia -- Anak-anak dari mendiang Lee Kuan Yew, perdana menteri pertama Singapura, mengatakan awal Desember lalu bahwa mereka berniat untuk merobohkan rumah ayah mereka. Survei daring menunjukkan bahwa sebagian besar warga Singapura tak keberatan akan usul itu.
Dilansir
Channel NewsAsia, jajak pendapat dilakukan kepada 1.000 warga Singapura oleh YouGov, potal berita dan opini yang berbasis di Inggris, menemukan bahwa mayoritas responden, sebanyak 77 persen, mendukung keputusan Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan saudaranya itu, dan hanya sebagaian kecil yang menolaknya.
Lee Kuan Yew wafat pada 23 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara yang mendukung, 61 persen di antaranya mengatakan mereka seharusnya menghormati keingingan Lee Kuan Yew dan keluarganya, sedang 39 persen mengatakan mereka seharusnya menghormati privasi keluarga Lee.
Dari 15 persen yang tidak setuju atas keputusan itu, mayoritas beralasan karena rumah Lee memiliki nilai sejarah dan budaya, dan keluarga seharusnye membuka rumah itu untuk publik. Sebanyak 25 persen diantaranya menilai rumah Lee adalah milik semua warga Singapura, dan mereka punya suara untuk menentukan keputusan atasnya.
Jajak pendapat YouGov dilakukan pada 9-11 Desember, setelah Perdana Menteri Lee Hsion Loong dan saudaranya Lee Hsien Yang, mengumumkan pada 4 Desember bahwa mereka akan mendonasikan setengah dari nilai rumah itu kepada delapan yayasan yang tercantum dalam catacan obituari ayah mereka.
Responden juga mendukung keputusan donasi ini, dengan 61 persen mengatakan itu adalah ide bagus, sedang 17 persen responden berpendapat semua hasilnya seharusnya didonasikan.
Responden juga ditanyakan soal monumen peringatan Lee yang disebut sebagai ‘Bapak Pendiri Singapura’ itu, yang kini dieksekusi oleh sebuah komite pemerintah.
Sebanyak 56 persen warga Singapura merasa monumen peringatan itu perlu, sedang 34 persen beranggapan sebaliknya.
(stu)