Israel Desak Brasil Terima Duta Besarnya

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2015 10:39 WIB
Pemerintahan Brasil yang mendukung pembentukan negara Palestina enggan menerima Duta Besar Israel, Dani Dayan, yang bermukim di Tepi Barat.
Permukiman Yahudi di Tepi Barat Tepi Barat dan Jerusalem Timur, wilayah yang diduduki Israel, dianggap ilegal oleh komunitas internasional, termasuk Brasil. (Reuters/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Brasil yang berhaluan kiri enggan menerima Duta Besar Israel, Dani Dayan, yang bermukim di Tepi Barat. Keengganan Brasil menerima Dayan, yang ditunjuk sejak empat bulan lalu, dikhawatirkan memicu krisis diplomatik dan mendorong protes dari kelompok pro-Palestina yang menentang Dayan.

Dayan merupakan mantan kepala gerakan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Pemerintah Brasil enggan menerima Dayan sebagai Duta Besar Israel, karena Brasil merupakan salah satu negara pendukung pembentukan negara Palestina dalam beberapa tahun terakhir.

Permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, wilayah yang diduduki Israel, dianggap ilegal oleh komunitas internasional, termasuk Brasil. PBB berulang kali menyatakan bahwa permukiman itu merupakan pelanggaran Konvensi Jenewa Keempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Besar Israel sebelumnya, Reda Mansour, meninggalkan Brasil sejak pekan lalu. Menurut pemerintah Israel, keengganan Brasil berisiko merenggangkan hubungan bilateral jika Dayan tidak diizinkan untuk menggantikan Mansour.

"Negara Israel akan menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Brasil ke tingkat sekunder jika penunjukan Dani Dayan tidak dikonfirmasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely kepada media televisi lokal, Channel 10, pada Minggu (27/12), dikutip dari Reuters.

Hotovely memaparkan bahwa Dayan akan tetap menjadi satu-satunya penerus Mansour sebagai duta besar Israel untuk Brasil. Dia mengungkapkan Israel akan mencoba melobi Brasil melalui komunitas Yahudi di Brasil. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga akan meminta langsung kepada Presiden Brasil, Dilma Rousseff.

Sejumlah pejabat pemerintah Brasil menolak mengomentari soal apakah Rousseff akan menerima Dayan, yang kelahiran Argentina, sebagai duta besar Israel di negaranya. Namun, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Brasil yang enggan dipublikasikan namanya menyatakan kepada Reuters, "Saya rasa itu tidak akan terjadi."

Pejabat itu menilai Israel harus memilih utusan yang berbeda karena ditunjuknya Dayan sebagai duta besar memperburuk hubungan Israel-Brasil yang sudah renggang sejak Brasil pada 2010 memutuskan mengakui negara Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, yang direbut dan diduduki Israel sejak perang tahun 1967.

Israel keluar dari jalur Gaza pada 2005, tetapi mengklaim Yerusalem Timur sebagai salah satu ibu kotanya dan tetap mendirikan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Presiden Brasil sebelumnya, Luiz Inacio Lula da Silva, bahkan membuat Israel geram dengan mendekatkan hubungan ke Iran.

Ketegangan kedua negara meningkat tahun lalu ketika seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel menyebut Brasil sebagai "kurcaci diplomatik" setelah Brasilia menarik duta besarnya dari Israel dalam protes terhadap serangan militer di Gaza.

Pemerintah Brazil juga marah dengan pemngumuman penunjukan Dayan oleh Netanyahu dalam pesan di akun Twitter miliknya pada 5 Agustus lalu. Penunjukan Dayan dirilis sebelum Israel memberitahu Brasilia. Sejak itu, Brasil enggan menyetujui Dayan sebagai duta besar Israel.

Sepanjang akhir pekan ini, Dayan kerap meluncurkan komentar ofensif untuk mempertahankan posisinya. Dayan menyatakan kepada media Israel bahwa pemerintah Netanyahu kurang menekan Brasil untuk menerimanya.

Dayan menilai keengganan Brasil dapat ditiru oleh negara lain, sehingga pemukim Yahudi di Tepi Barat terancam tidak dapat mewakili Israel di luar negeri.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahason, menilai hubungan Israel dengan Brasil merupakan hubungan yang "baik dan penting," sembari menambahkan bahwa Israel baru saja membuka konsulat baru di Brasil.

Nahason juga mengungkapkan terdapat berbagai peluang bisnis besar bagi perusahaan-perusahaan keamanan Israel untuk mengamankan Olimpiade yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro pada Agustus mendatang.

Selain itu, Israel memiliki peran yang cukup besar dalam menyediakan teknologi sistem penerbangan untuk kedirgantaraan dan pertahanan industri Brasil.

Celso Amorim, mantan menteri luar negeri dan pertahanan Brasil, pada Jumat (28/12) mengungkapkan bahwa sengketa diplomatik atas penunjukan Dayan menunjukkan bahwa "[Ini] saatnya angkatan bersenjata Brasil mengurangi ketergantungan mereka pada Israel." (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER