Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan juri Chicago menyatakan dua petugas polisi Cleveland tidak bersalah dalam penembakan Tamir Rice, remaja berusia 12 tahun yang mengacungkan pistol mainan di taman hiburan. Pengadilan Ohio menyatakan terdapat serangkaian kesalahan dalam penembakan tersebut, tetapi tidak ada aktivitas kriminal.
Keputusan Pengadilan Ohio tersebut ditetapkan pada Senin (29/12) setelah sehari sebelumnya pengadilan mendengar kesaksian soal penembakan Rice, yang terjadi dalam hitungan detik setelah polisi mencapai taman di sebelah pusat rekreasi Cleveland.
"Sederhananya, mengingat terdapat human error [kesalahan manusia] dan miskomunikasi oleh semua pihak yang terlibat hari itu, bukti tidak menunjukkan perilaku kriminal oleh polisi," bunyi putusan dari Jaksa Cuyahoga County, Tim McGinty dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penembakan Rice adalah salah satu dari beberapa insiden yang menewaskan remaja kulit hitam. Berbagai insiden ini memicu pengawasan penggunaan kekuatan oleh polisi, khususnya terhadap kelompok minoritas. Para petugas polisi yang menjadi tersangka penembakan berkulit putih, sedang Rice berkulit hitam.
Ketika terdapat laporan seseorang yang mengacungkan pistol, personel polisi melalui radio memberi tahu rekannya di lapangan soal deskripsi pakaian tersangka tetapi tidak menyampaikan bahwa penelepon 911 mengatakan tersangka mungkin seorang remaja, ataupun pistol yang diacungkan mungkin bukan pistol sungguhan.
"Kesalahan-kesalahan ini berkontribusi faktor besar untuk hasil yang tragis," kata McGinty.
McGinty menyatakan video kamera keamanan menunjukkan Rice tengah meraih pistol, yang hanya dapat menembakkan pelet plastik, ketika mobil patroli berhenti di sampingnya.
Rice tengah mengacungkan pistol replika ketika petugas polisi, Timothy Loehmann menembaknya dalam hitungan detik setelah mencapai taman, dari dalam mobil patroli yang dikendarai oleh rekannya, Frank Garmback.
Dalam pernyataannya kepada dewan juri, Loehmann menyatakan telah berteriak agar Rice mengangkat tangannya. Namun, dia malah melihat Rice berupaya menarik pistol dari pinggangnya sebelum petugas akhirnya melepaskan tembakan.
Loehmann dan Garmback menyatakan mereka khawatir tersangka tersebut mungkin memasuki pusat rekreasi dengan bersenjata. Keduanya dibebastugaskan sejak penembakan itu dan akan tetap mendapat status tersebut selama kajian soal kasus ini masih berjalan.
Sementara, Rice bermaksud menyerahkan pistol atau menunjukkan kepada petugas bahwa pistol itu pistol mainan. Namun, McGinty mengatakan, "polisi tidak tahu [maksudnya] itu."
Rice pun meninggal sehari setelah penembakannya.
Pistol yang diacungkan Rice merupakan replika
airsoft gun berkaliber .45 semi otomatis yang biasanya memiliki strip oranye di atasnya. Namun, pistol mainan milik Rice tidak memiliki ciri khas itu.
McGinty juga meminta para pembuat senjata replika untuk membuat ciri-ciri khusus agar petugas dapat lebih mudah membedakan pistol mainan dan sungguhan.
Keputusan pengadilan Ohio ini sontak memicu aksi protes masyarakat. Pada Senin (29/12) malam, puluhan demonstran yang dikawal mobil polisi berjalan sepanjang 5 km di bawah hujan deras dari pusat rekreasi ke kantor polisi, meneriakkan, "Dakwa, penjarakan dan jebloskan polisi pembunuh ke dalam penjara, seluruh sistem ini sangat bersalah."
Sementara, di pintu kantor polisi tersebut tertera pengumuman bahwa kantor itu ditutup sementara. "Ini konyol. Negara ini sangat mundur," kata seorang demonstran, Terri Tolefree soal keputusan dewan juri.
Massa lainnya berkumpul di sebuah taman yang menjadi lokasi penembakan Rice. Puluhan demonstran saling berpegangan tangan dan berdoa.
Keluarga Rice mengajukan gugatan perdata atas kematian remaja kulit hitam ini. Mereka juga menuntut para perwira polisi didakwa. Kasus ini tengah ditangani oleh seorang jaksa khusus dan Departemen Kehakiman AS.
"Keluarga Tamir sedih dan kecewa dengan hasil ini, tapi tidak terkejut," bunyi pernyataan dari tim pengacara keluarga Tamir Rice.
Juru bicara pengacara keluarga Tim Rice memaparkan bahwa Departemen Kehakiman dan FBI telah memantau investigasi dan akan terus meluncurkan kajian independen soal kematian Rice.
(ama/ama)