Usai Eksekusi Puluhan Teroris, Saudi Dapat Ancaman dari ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2016 06:56 WIB
ISIS mengancam akan menghancurkan berbagai penjara di Arab Saudi yang menahan para jihadis, usai eksekusi mati 47 tahanan atas tuduhan terorisme.
Ilustrasi serangan kelompok militan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengancam akan menghancurkan berbagai penjara di Arab Saudi yang menahan para jihadis, usai eksekusi mati 47 tahanan atas tuduhan terorisme pekan lalu. Di antara para terpidana mati, terdapat 43 militan al-Qaidah seorang ulama Syiah, Nimr al-Nimr yang kematiannya memperburuk hubungan Saudi dengan Iran.

Kelompok militan ISIS, yang mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan di Saudi dan kini meningkatkan operasinya di Yaman, berupaya membebaskan tahanan di penjara al-Ha'ir dan Tarfiya, dua penjara yang menahan banyak pendukung al-Qaidah dan ISIS.

"Negara Islam selalu berusaha untuk membebaskan para tahanan, tapi kami menyimpulkan bahwa masalah tahanan tidak akan berakhir kecuali dengan pemberantasan tiran, dan kemudian menghancurkan penjara dan meratakannya dengan tanah," kata ISIS dalam sebuah artikel yang diunggah secara daring pada Selasa (5/1), dikutip dari Reuters (6/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pendukung ISIS meluncurkan aksi bom bunuh diri di sebuah mobil dekat pos pemeriksaan di luar Ha'ir penjara dekat Riyadh pada Juli.

Meskipun ISIS dan al-Qaidah merupakan rival dan berbeda dalam soal ideologi, kedua kelompok militan ini bermusuhan dengan Saudi, yang telah mendeklarasikan bahwa kedua kelompok ini merupakan teroris dan menahan ribuan pendukung mereka.

Eksekusi massal yang dilakukan di Riyadh pada Sabtu (2/1) termasuk empat warga Muslim Syiah, di antaranya ulama terkemuka Nimr al-Nimr, yang meningkatkan ketegangan sektarian antara Sunni di Saudi dan Syiah di Iran.

Kelompok militan ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan pemboman dan penembakan di Saudi sejak November 2014 yang menewaskan lebih dari 50 orang, sebagian besar korban merupakan warga Syiah, tetapi terdapat juga lebih dari 15 anggota pasukan keamanan yang tewas.

Para pejabat keamanan Saudi mengatakan sebagian besar pendukung kelompok ISIS di Saudi bertindak secara independen, hanya mendapat sedikit saran maupun bantuan logistik dari ISIS di Irak maupun Suriah. Hal ini membuat mereka sulit untuk terdeteksi, namun mereka juga kurang mampu menyerang target yang terlindungi dengan baik.

Desember lalu, kelompok al-Qaidah di Semenanjung Arab, atau AQAP mengancam untuk "menumpahkan darah tentara Al Saud" jika anggotanya dieksekusi.

AQAP merupakan sayap al-Qaidah yang berbasis di Yaman dan terbentuk dari gerakan militan global oleh jihadis lokal dan veteran kelompok pemberontak al-Qaidah sebelumnya di Saudi, kurun waktu sekitar 2003-2006. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER