Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun mendesak Amerika Serikat untuk segera meminta maaf atas pelanggaran batas perairan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang merupakan sebutan untuk militer Iran, mengklaim telah membebaskan 10 pelaut Amerika Serikat yang ditahan sejak Selasa (12/1), menurut laporan dari stasiun televisi milik pemerintah.
Namun hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Amerika Serikat soal apakah benar kesepuluh pelaut itu telah dibebaskan.
Sebanyak 10 pelaut AS ditahan oleh Iran sejak Selasa (12/1), telah dua kapal milik angkatan laut AS memasuki wilayah perairan Iran. Penahanan 10 pelaut AS ini terjadi menjelang pelaksaan dari kesepakatan nuklir antara Iran dan sejumlah negara besar dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reuters melaporkan IRGC sebelumnya mendesak AS memohon maaf atas pelanggaran yang dilakukan oleh kapal angkatan laut AS. IRGC juga telah menginterogasi para pelaut tersebut.
"Jika, selama interogasi, kita mengetahui bahwa mereka berada dalam sebuah misi intelijen, kami akan memperlakukan mereka berbeda," kata juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramazan Sharif dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim.
"Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif tengah menghubungi Menlu AS [John] Kerry," ujar
Sebelumnya, Komandan Angkatan Laut Garda Revolusi Iran (IRGC), Laksamana Ali Fadavi, dalam wawancara televisi secara langsung, memaparkan bahwa Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif sudah menghubungi Menlu AS John Kerry terkait masalah ini.
Sebelumnya,
CNN melaporkan bahwa Fadavi berjanji akan membebaskan para pelaut pada Rabu (13/1) dalam wawancara dengan Iranian TV.
Dalam wawancara itu, Fadavi juga menyebutkan bahwa para pelaut "tidak menunjukkan perlawanan" dan akan "segera dibebaskan ketika IRGC menerima perintah tersebut."
Sejumlah sumber juga mengindikasikan kesepuluh pelaut akan dibebabaskan pada Rabu "jika Iran menepati janji mereka," menurut laporan
CNN.
Menlu AS John Kerry sendiri menyebutkan kepada
CNN bahwa dia memperkirakan "para pelaut akan dibebaskan dengan segera," tetapi menolak memberikan penjelasan yang lebih rinci.
Sementara Fadavi mengatakan kepada televisi pemerintah dalam sebuah wawancara bahwa kapal induk AS di Teluk telah bertindak "provokatif dan tidak profesional" selama 40 menit dengan melakukan manuver udara dan laut setelah Iran menangkap para pelaut Amerika.
Dia mengatakan para pelaut dipindahkan ke Pulau Farsi, yang berlokasi dekat dengan tempat mereka diberhentikan.
Sejumlah pejabat AS dan Iran memaparkan bahwa para pelaut kini berada dalam kondisi sehat dan diperlakukan dengan baik. Kapal yang dinaiki para pelaut diperkirakan tidak sengaja melaju memasuki perairan Iran.
Para pejabat pertahanan AS menyebutkan bahwa sembilan pria dan seorang wanita berada dalam dua kapal yang disita.
AS sebelumnya menyatakan tidak yakin apakah kapal yang berlayar dekat Pulau Farsi di Teluk Persia itu, dengan sengaja masuk ke perairan Iran. Sumber
CNN mengatakan bahwa tidak ada panggilan darurat dari kapal tersebut.
(ama/stu)