Dalam Debat, Trump Pertahankan Argumen Larang Muslim Masuk AS

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 16:48 WIB
Donald Trump tetap mempertahankan argumennya untuk melarang masuknya umat Muslim ke AS dalam acara debat kandidat calon presiden dari Partai Republik.
Trump menuding Cruz tak layak menjadi presiden lantaran ia merupakan kelahiran Kanada, bukan AS. (Reuters/Chris Keane)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun dihujani kritik, Donald Trump tetap mempertahankan argumennya untuk melarang masuknya umat Muslim ke Amerika Serikat dalam acara debat kandidat calon presiden dari Partai Republik yang ditayangkan di Fox Business News pada Kamis (14/1).

Dalam debat tersebut, Trump mempertahankan pendapatnya bahwa upaya itu harus dilakukan demi menangkal infiltrasi ISIS ke dalam AS.

"Kami harus menghentikannya dengan kebenaran politik," ujar Trump seperti dikutip CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi pernyataan Trump, Jeb Bush berulang kali meminta pebisnis tersebut untuk memikirkan kembali. Pasalnya, ide tersebut dapat membuat AS sulit membangun koalisi dengan negara-negara Arab untuk menggempur ISIS.

"Semua Muslim? Sungguh? Sinyal macam apa yang akan kami kirimkan ke seluruh dunia?" kata Bush.

Turut sumbang suara, para pesaing lain, seperti Chris Christie dan John Kasich, mengatakan bahwa sebaiknya AS tak mengizinkan sementara pengungsi Suriah untuk memasuki negara mereka.

"Saya sudah katakan sejak awal, kami tidak boleh menerima pengungsi Suriah," ucap Christie.

Selain masalah pengungsi, para calon kandidat presiden juga berdebat mengenai isu-isu lainnya yang melebar, mulai dari regulasi kepemilikan senjata hingga latar belakang keluarga masing-masing kandidat.

Masalah identitas keluarga ini sempat menimbulkan perdebatan sengit antara Trump dan Ted Cruz, salah satu pesaing dari Partai Republik yang dianggap cukup bersahabat dengan pebisnis ini.

Dalam perdebatan tersebut, Trump menuding Cruz tak layak menjadi presiden lantaran ia merupakan kelahiran Kanada, bukan AS.

Namun, Konstitusi AS juga mengatur bahwa seseorang dapat menjadi presiden jika kedua orang tuanya lahir di wilayah perserikatan tersebut. Cruz sendiri mengetahui bahwa ibunda Trump lahir di Skotlandia.

Membalas pernyataan Trump, Cruz mengatakan, "Dalam isu kependudukan, Donald, saya tidak akan menggunakan identitas kelahiran ibumu untuk melawanmu."

Perdebatan pun kian sengit di antara dua kandidat yang selama ini dijuluki "bromance" karena kedekatannya.

Di akhir perdebatan, Trump hanya berkata, "Saya rasa, bromance itu sudah berakhir."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER