Jakarta, CNN Indonesia -- Afghanistan bersama Pakistan, China, dan Amerika Serikat akan mengadakan pertemuan pada Senin (18/1) untuk membahas dasar negosiasi guna mengakhiri perang 15 tahun antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak Taliban.
Seperti dilansir Reuters, Taliban memang kian gencar melakukan perlawanan terhadap pemerintah sejak setahun belakangan, terutama setelah sebagian besar pasukan asing meninggalkan medan perang pada 2014. Pembunuhan dan meluasnya daerah kekuasaan Taliban membuat Afghanistan semakin jauh dari perdamaian.
Perwakilan keempat negara ini akan bertemu di Kabul untuk melanjutkan kembali pembicaraan damai yang terhenti sejak musim panas lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk menentukan perwakilan pemerintah dan Taliban mana yang akan ditunjuk untuk berunding mengenai masa depan Afghanistan. Taliban tidak akan diundang dalam pembicaraan ini.
Namun menurut Direktur Grup Analisis Asia Selatan, S. Chandrasekharan, pembicaraan ini tidak akan berdampak signifikan untuk sekarang ini.
"Secara stretegis, pembicaraan ini penting bagi semua pihak terkait, tapi tidak akan membawa perubahan sekarang. Taliban terus menambah kekuatannya dan pasukan [pemerintah] dalam posisi bertahan. Sebelum ada jalan buntu, pembicaraan ini tidak akan sukses," ujarnya.
Pekan lalu, ketua negosiasi dari Afghanistan mengatakan bahwa pembicaraan lanjutan akan berfokus untuk membujuk Taliban agar menghentikan kekerasan.
Dalam pernyataan dalam situs resmi pada Sabtu lalu, Taliban tak membahas keikutsertaan mereka dalam pembicaraan tersebut, tapi menolak campur tangan AS. Menurut mereka, AS merupakan penyebab perang yang menewaskan ratusan ribu warga Afghanistan.
"Di sisi lain, mereka di barisan depan kelompok negosiasi perdamaian," tulis Taliban.
(stu/stu)