Presiden Ceko: Muslim Tak Mungkin Melebur di Eropa

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 18:08 WIB
Presiden Ceko, Milos Zeman, menilai hampir mustahil mencoba meleburkan komunitas Muslim ke dalam masyarakat Eropa.
Sepanjang tahun 2015, Eropa didatangi lebih dari satu juta imigran mencapai Eropa, sebagian besar melarikan diri dari perang dan kekerasan di sejumlah negara berkonflik, seperti Afghanistan, Irak dan Suriah, menurut laporan badan pengungsi PBB. (Dan Kitwood/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Ceko, Milos Zeman, meluncurkan komentar kontroversial soal imigran Muslim yang melarikan diri dari negara-negara konflik dan membanjiri Eropa sepanjang tahun 2015 lalu. Menurut Zeman, "hampir mustahil" mencoba meleburkan komunitas Muslim ke dalam masyarakat Eropa.

"Pengalaman negara-negara Eropa Barat yang memiliki permukiman kumuh dan komunitas yang dikucilkan menunjukkan bahwa peleburan komunitas Muslim praktis tidak mungkin," kata Zeman, dikutip dari The Guardian, Senin (18/1).

"Biarkan mereka memiliki budaya mereka di negara mereka sendiri dan tidak membawanya ke Eropa, jika tidak, maka insiden Cologne terjadi," ujar Zeman, merujuk kepada kasus pelecehan seksual yang terjadi saat malam tahun 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Integrasi tidak mungkin terjadi dengan terdapatnya budaya yang serupa namun bervariasi," ucap Zeman sembari menambahkan bahwa komunitas imigran lainnya, seperti imigran Vietnam dan Ukraina, dapat melebur dalam masyarakat Ceko.

Zeman, 71, merupakan salah satu pemimpin negara Eropa yang terkenal kerap melontarkan komentar antiimigran. Menjabat sebagai presiden Ceko pertama yang dipilih secara langsung, Zeman kerap kali menentang gelombang imigran dan pengungsi yang membanjiri Eropa.

Awal bulan ini, Zeman mengaku arus imigran ke Eropa didalangi oleh kelompok Ikhwanul Muslimin dari Mesir, yang diduga menggunakan aliran dana gelap dari beberapa negara dan berupaya "secara bertahap menguasai Eropa."

Akhir tahun lalu, Zeman menyebut lonjakan jumlah pengungsi merupakan "invasi yang terorganisir", mendesak para pemuda dari Irak dan Suriah untuk "mengangkat senjata" melawan kelompok militan ISIS dan bukan melarikan diri ke Eropa.

Sepanjang tahun 2015, Eropa didatangi lebih dari satu juta imigran mencapai Eropa, sebagian besar melarikan diri dari perang dan kekerasan di sejumlah negara berkonflik, seperti Afghanistan, Irak dan Suriah, menurut laporan badan pengungsi PBB.

Namun, hanya sedikit pengungsi yang mengajukan suaka ke Republik Ceko, negara yang berpenduduk sekitar 10,5 juta penduduk dan terkenal sekuler serta merupakan anggota Uni Eropa dan NATO.

Mayoritas pengungsi memilih mengajukan suaka ke Jerman dan sejumlah negara lainnya di wilayah barat Eropa.

Pemerintah Ceko berjanji untuk menampung lebih banyak pengungsi di bawah skema pembagian pengungsi yang ditetapkan Uni Eropa untuk menyebarkan 160 ribu pencari suaka ke seluruh negara anggota Uni Eropa.

Namun, Perdana Menteri Ceko, Bohuslav Sobotka menyatakan skema tersebut akan gagal karena para pengungsi hanya berminat tinggal di Jerman dan sejumlah negara populer lainnya.

Pada Minggu (17/1), Paus Fransiskus menyambut 5.000 imigran di misa khusus di St Petrus untuk menandai hari imigran dan pengungsi dunia. Paus mendesak mereka untuk menghargai budaya dan nilai-nilai mereka bersamaan dengan upaya memulai kehidupan baru.

"Imigran dan pengungsi yang terhormat, masing-masing dari Anda membawa cerita, budaya dan nilai-nilai berharga. Selain itu, Anda juga pengalaman menderita, penindasan dan ketakutan," katanya kepada mereka.

Paus mendesak pemerintah Eropa untuk menyambut dan menjaga keamanan para imigran yang berhasil mencapai darat Benua Biru. (ama/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER