Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah kisruh yang terus bergolak, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan mengadakan Pertemuan Luar Biasa mengenai Palestina di Jakarta pada 6-7 Maret mendatang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa pertemuan luar biasa ini awalnya merupakan prakarsa dari Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.
Situasi kian mendesak setelah kekerasan terus terjadi antara Israel dan Palestina pasca bentrokan di Masjid Al-Aqsa pada akhir tahun lalu. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pun meminta agar konferensi ini segera dilaksanakan.
Menyambut ajakan Saudi dan menanggapi permintaan Abbas, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, akhirnya menawarkan diri menjadi tuan rumah saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal OKI, Iyad Ameen Madani, dan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki di sela KTT OKI di Jeddah pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pembicaraan tersebut, dibahas soal masalah teknis dan substansi yang akan diangkat dalam Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini.
"Tentu ini sangat mendesak. Mereka sudah dijajah berpuluh tahun dan belum merdeka. Tentu akan ada dukungan dan pengembangan Palestina selanjutnya," kata Arrmanatha.
Dalam KTT OKI, kata Arrmanatha, Retno juga memasukkan dua poin tambahan penting dalam dokumen dukungan terhadap Palestina.
"Draf dokumen
outcome tersebut awalnya masih melihat terus ke belakang, tidak mendorong adanya
political dialogue dan menekankan pentingnya negara kawasan berhubungan dengan baik. Akhirnya poin itu dimasukkan," kata Arrmanatha.
Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini diharapkan dapat dihadiri oleh 57 perwakilan negara anggota OKI. Pada 6 Maret, konferensi akan diisi dengan pertemuan tingkat menteri sebelum akhirnya membahas hasil dokumen akhir sehari setelahnya.
(den)