Donald Trump Boikot Debat Bakal Capres Partai Republik

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 15:43 WIB
Donald Trump memboikot dari acara debat dengan rival partainya karena masih menyimpan amarah terhadap pemandu acara Fox News.
Trump langsung menjadi bahan olokan publik karena menjawab pertanyaan Kelly mengenai perlakuan terhadap perempuan. (Reuters/Chris Keane)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memboikot acara debat Partai Republik yang akan diselenggarakan Kamis besok. Alasannya, karena masih menyimpan amarah terhadap pemandu acara Fox News, Megyn Kelly.

Dalam konferensi pers pada Selasa (26/1) di Marshalltown, Iowa, Trump menyatakan keheranannya melihat Fox News karena masih mempertahankan pembawa acara seperti Kelly. Pemandu acara tersebut melontarkan pertanyaan yang membuat Trump marah pada Agustus lalu.

Seperti diberitakan Reuters, Trump langsung menjadi bahan olokan publik karena menjawab pertanyaan Kelly mengenai perlakuan terhadap perempuan.
Pengusaha besar ini juga mengaku tidak suka terhadap pernyataan Fox News pada Senin (25/1) yang malah mengatakan bahwa Trump seharusnya belajar bahwa ia "tidak bisa memilih jurnalis" dan "Kami benar-benar terkejut karena ia menunjukkan ketakutan begitu besar ditanyai oleh Megyn Kelly."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump pun menanggapi pernyataan tersebut dengan berkata, "Saya sudah siap untuk debat itu. Saya datang untuk hadir dalam debat. Ketika mereka mengirimkan siaran pers bijak dari pegawai hubungan masyarakat bersama Roger Ailes (kepala Fox News), saya berkata, 'Selamat tinggal.'"

Melanjutkan pernyataannya, Trump berimbuh, "Mari lihat berapa banyak uang yang didapat Fox tanpa saya dalam debat."
Pernyataan kontroversial Trump dalam setiap acara memang membuat rating debat Partai Republik selalu tinggi. Pada debat Agustus lalu, Fox News mampu menjaring 24 juta penonton. Angka tersebut merupakan rekor dalam debat pertama bakal capres dan siaran non-sport dalam sejarah Fox News.

Namun, sikap Trump ini juga diperkirakan dapat menjadi senjata makan tuan. Pasalnya, masyarakat ingin menilai untuk terakhir kalinya kandidat Partai Republik mana yang pantas mereka pilih. Rival Trump dianggap dapat mengambil keuntungan dari boikot ini. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER