Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat menyatakan terbuka untuk kemungkinan patroli angkatan laut bersama Filipina di Laut China Selatan. Sikap AS ini untuk menekankan prinsip "kebebasan navigasi" di perairan yang disengketakan itu.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Kawasan ini merupakan salah satu jalur perdagangan tersibuk dunia, dengan nilai perdagangan senilai lebih dari US$5 triliun setiap tahun. Sejumlah negara lain, termasuk Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga mengklaim wilayah itu.
Pentagon memaparkan bahwa kapal perusak milik Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak sekitar 12 mil laut dari pulau yang diklaim oleh China di kawasan Laut China Selatan pada Sabtu (30/2). Langkah ini membuat Beijing geram.
Manila juga telah meminta AS untuk berpatroli bersama di wilayah tersebut setelah China mulai melakukan uji penerbangan di Fiery Cross Reef, salah satu dari tiga pulau buatan yang difasilitasi Beijing dengan lapangan udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memang membahas prinsip (patroli bersama) dengan Filipina sehingga saya tidak menampik kemungkinan itu," kata Dubes AS untuk Filipina, Philip Goldberg, pada Rabu (3/2).
"Tapi kami tidak akan membuat pengumuman tentang hal itu karena menurut pandangan kami, kami punya hak di bawah hukum internasional untuk melaksanakan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. dan kami akan terus melakukannya," ucap Goldberg.
Sebelumnya, Filipina sempat menantang Beijing di pengadilan arbitrase di Den Haag. Namun hingga kini Beijing belum mengakui kasus tersebut.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Amerika Serikat dan Filipina bertemu di Washington untuk kedua kalinya dalam lebih dari tiga tahun, untuk membahas bidang perdagangan dan keamanan, dengan fokus di Laut China Selatan.
Amerika Serikat tidak memiliki klaim di Laut China Selatan dan mengaskan tidak memihak kepada siapapun dalam sengketa ini. Meski demikian, AS telah meluncurkan sejumlah kritik terhadap ketegasan China dalam menyelesaikan sengketa tersebut.
Oktober lalu, AS meluncurkan patroli angkatan laut di dekat daerah yang diklaim oleh China, Taiwan, Vietnam dan Filipina.
(ama/den)