Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton, kalah dari Bernie Sanders, rivalnya sesama dari Partai Demokrat dalam primer di New Hampshire.
Menurut penghitungan suara di CNN dengan 93 persen suara masuk, Sanders memperoleh 60 persen sedang Clinton mendapat 38 persen.
Clinton dinilai gagal menggalang dukungan dari para pemilih wanita yang lebih memilih memberikan suara mereka kepada Bernie Sanders.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jajak pendapat oleh
NBC News juga menunjukkan Clinton, mantan ibu negara dan menteri luar negeri AS, hanya berhasil meraih 44 persen suara pemilih perempuan di primer New Hampshire. Sementara Sanders, senator Vermont yang berusia 74 tahun, berhasil mendulang 55 persen suara pemilih perempuan. Clinton juga mengakui dia kesulitan meraih dukungan pemilih muda.
"Saya tahu saya memiliki beberapa tugas yang harus dilakukan, terutama dengan orang-orang muda. Bahkan jika mereka tidak mendukung saya sekarang, saya tetap mendukung mereka," ujar Clinton dalam pidatonya.
Sementara, jajak pendapat
ABC News menunjukkan bahwa Clinton mendapatkan 56 persen suara para pemilih wanita yang berusia di atas 45 tahun. Namun, Sanders dengan mengejutkan memenangkan 69 persen suara para pemilih perempuan yang berusia di bawah 45 tahun. Sementara untuk para pemilih wanita yang berusia di bawah 30 tahun, Sanders memenangkan 82 persen suara.
Tidak seperti Barack Obama, yang jarang mengungkit bahwa dia keturunan Afrika-Amerika ketika terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama delapan tahun lalu, Clinton, 68, menekankan keinginannya untuk mewakili wanita dalam perebutan kursi presiden AS tahun ini.
Di hampir setiap kampanyenya di New Hampshire, Clinton dan pendukungnya menekankan perannya sebagai wanita di Gedung Putih. Sementara Sanders menjanjikan pemulihan ekonomi AS, yang menurutnya saat ini hanya mendukung kaum yang kaya.
Clinton mennyebut dirinya tengah berusaha memecahkan "langit-langit kaca tertinggi yang paling sulit." Dia berkampanye bersama empat wanita yang menjabat sebagai senator AS, Gubernur New Hampshire Maggie Hassan dan Lilly Ledbetter, wanita yang namanya digunakan untuk menamai undang-undang penyetaraan gaji antara pria dan wanita.
Mantan Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright bahkan menyebutkan "terdapat tempat khusus di neraka bagi wanita yang tidak saling membantu," ketika memperkenalkan Clinton dalam reli pada Sabtu (6/2).
Pada hari yang sama, Clinton mengatakan kepada seorang wanita muda yang menghadiri reli itu bahwa dia harus meniti "jalan yang sempit" karena harus "menyadari fakta bahwa dia mencoba menjadi presiden wanita pertama untuk Amerika Serikat, yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan warga belum memiliki gambaran [tentang hal itu]."
Dukungan Albright, menlu wanita pertama AS, dan sejumlah ikon feminis lainnya kepada Clinton terlihat bertolak belakang dengan jajak pendapat yang menunjukkan wanita muda memilih Sanders ketimbang Clinton.
Proses pemilihan untuk menetapkan calon presiden dari Demokrat dan Republik akan terus berjalan. Setelah New Hampshire, pemilihan akan dilakukan di Nevada dan Carolina Selatan, di Clinton akan berusaha untuk menegaskan janjinya untuk membela kaum wanita.
Meski demikian, sejumlah pemilih wanita muda tidak terlalu ambil pusing siapa yang akan dijagokannya dalam kandidat pemilihan calon presiden ini.
"Saya berpikir saya tidak harus memilih wanita karena saya seorang wanita. Jika saya berpikir dia [Clinton] akan melakukan hal yang lebih baik, saya akan memilihnya. Saya akan memilihnya hanya karena dia seorang wanita," ujar Paige Lambert, 23.
Sementara Amanda Coleman, 26, dari Manchester, New Hampshire, mengatakan dia tidak berpikir calon presiden AS harus dipilih berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasarkan sikap mereka terhadap berbagai permasalah yang dihadapi AS.
(stu)