Kasar Terhadap Pembantu, Istri Netanyahu Diadili

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2016 07:41 WIB
Sara Netanyahu kerap bersikap kasar, marah tidak jelas, dan memberi perintah aneh terhadap pembantunya. Pengadilan menyatakan Sara bersalah dalam kasus ini.
Sara Netanyahu kerap bersikap kasar, marah tidak jelas, dan memberi perintah aneh terhadap pembantunya. Pengadilan menyatakan Sara bersalah dalam kasus ini. (Reuters/Carlos Barria/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara, dinyatakan bersalah atas tindakan kasar dan perilaku buruk terhadap pembantu rumah tangga di kediamannya. Pengadilan memutuskan pembantu itu mendapatkan kompensasi atas kerugian emosional yang dideritanya.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (11/2), aduan terhadap Sara disampaikan oleh Meni Naftali, mantan kepala pembantu rumah tangga di kediaman perdana menteri. Naftali mengundurkan diri tahun 2012 setelah 20 bulan bekerja untuk Sara.

Tahun 2014 setelah kasus ini diajukan ke pengadilan, kantor perdana menteri membantahnya dengan mengatakan bahwa itu adalah "gosip yang jahat."
Ini adalah kali kedua Sara dilaporkan atas perilaku buruk oleh pembantunya. Tahun 2010, pengaduan atas dirinya diselesaikan secara kekeluargaan di luar pengadilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengadilan dalam dokumen keputusan setebal 40 halaman Rabu waktu setempat menyatakan bahwa aduan Naftali dan beberapa mantan pekerja rumah tangga PM sangat kredibel dan bisa dipercaya.

Dokumen menyatakan bahwa lingkungan kerja di kediaman PM sangat buruk karena Sara bersifat pemarah, kasar, sering membentak dan memberi perintah yang aneh.

"Hal ini termasuk permintaan yang berlebihan, penghinaan, memperlakukan dengan kasar dan kemarahan yang meledak," ujar dokumen pengadilan.
Naftali yang mengaku sering menjadi sasaran kemarahan memberi contoh salah satu perintah Sara aneh. Sara, kata dia, pernah meminta dibelikan susu pada jam 3 pagi. Bukan sembarang susu, tapi harus yang dikemas dengan plastik, bukan karton.

Salah satu perintah aneh lainnya, Sara meminta meja baru yang bersih untuk makan di luar rumah. Karena menurutnya meja yang lama kena debu dari kanopi listrik di atasnya.

Sara juga pernah membanting vas ke lantai karena bunga di dalamnya dianggap tidak segar. Padahal menurut Naftali, bunga itu baru saja diletakkan.

Wanita 57 tahun itu juga kerap mencemooh etnis Naftali yang berasal dari Timur Tengah. Menurut Sara, orang berlatar belakang Timur Tengah sangat kasar.
Naftali mengaku Sara membuat dia bekerja sepanjang hari. Dia juga menuduh keluarga Netanyahu menghamburkan uang untuk membeli makanan dan minuman dari luar, padahal sudah ada juru masak di kediaman itu yang dibayarkan oleh negara.

Dalam pembelaannya di pengadilan, Sara menuduh Naftali menyebar fitnah dan pembohong. Menurut Sara, dia memiliki hubungan yang baik dengan para pegawainya dan memperlakukan mereka dengan "sopan dan beradab".

Namun pengadilan berkata lain. Menurut pengadilan, berdasarkan bukti dan saksi yang dikumpulkan, Naftali telah berkata jujur dan Sara terbukti melakukan pelecehan terhadap hak pekerja.
"Kediaman perdana menteri harus memberikan contoh bagaimana seharusnya hak-hak pekerja dilindungi. Para pekerja rumah tangga yang tidak berdaya dipaksa bekerja berjam-jam, menyebabkan pergantian pegawai sangat tinggi," kata pengadilan.

Atas kasus ini, pengadilan mewajibkan negara untuk membayarkan kompensasi sebesar 80 ribu shekel (Rp282 juta) kepada Naftali atas kerugian emosional yang dideritanya, 75 ribu shekel (Rp100 juta) untuk perjanjian kerja yang tidak dipenuhi dan 15 ribu shekel (Rp201 juta) untuk biaya pengadilan.

Keputusan pengadilan ini disinyalir akan semakin memperburuk citra Netanyahu di Israel. Belum ada pernyataan resmi dari kantor PM terkait kasus ini. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER