Jakarta, CNN Indonesia -- Israel akan mempertimbangkan undangan pembicaraan damai dengan Palestina. Namun Israel mengkritik pernyataan Perancis yang akan mengakui negara Palestina jika dialog ini gagal.
"Jika kami mendapat undangan ke konferensi, kami akan menelitinya dan meresponsnya," kata seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya, Sabtu (30/1).
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan kepada para diplomat asing pada Jumat lalu bahwa jika konferensi itu menemui jalan buntu, "maka...dalam hal ini, kami harus menghadapi tanggung jawab kami dengan mengaki negara Palestina."
Israel mengkritik pernyataan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa Palestina ingin bergerak ke konferensi itu, karena mengetahui bahkan jika tidak ada kemajuan apapun, mereka akan mendapat apa yang mereka mau?" ujar pejabat Israel.
Namun menteri dalam kabinet Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel seharusnya memboikot pertemyan semacam itu.
"Dengan tegas, Israel tidak akan menghadiri konferensi di abwah ancaman," ujar Menteri Transportasi Israel, Yisrael Kats.
Pembicaraan damai gagalAmerika Serikat memprakarsai pembicaraan damai solusi dua negara namun kolaps pada 2014. Sejak itu, belum ada lagi upaya dialog serius untuk menyelesaikan masalah Palestina dan Israel.
"Posisi AS dalam isu ini sudah jelas. Kami terus percaya bahwa jalan untuk menyelesaikan konflik ini adalah bagi kedua pihak untuk mencapai kesepakatan soal status final secara langsung," ujar pejabat AS.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyebut rencana Israel untuk mengambil alih 154 hektar lahan pertanian di Tepi Barat sebagai provokasi dan penghinaan terhadap masyarakat internasional.
(stu)