Jakarta, CNN Indonesia -- Pakistan menangkap 97 anggota kelompok militan al-Qaeda dan Lashkar-e-Jhangvi (LeJ), tiga di antaranya merupakan komandan lapangan, di kota Karachi. Militer Pakistan juga mengklaim menggagalkan rencana serangan untuk membawa kabur pembunuh wartawan Amerika Serikat Daniel Pearl dari sel tahanannya.
Militer Pakistan memaparkan bahwa puluhan orang yang ditangkap diduga terlibat dalam serangan besar terhadap dua pangkalan udara Pakistan, bandara Karachi, beberapa markas intelijen regional dan fasilitas polisi periode tahun 2009 dan 2015.
Juru bicara militer Letnan Jenderal Asim Bajwa mengungkapkan bahwa dari 97 militan yang ditangkap, terdapat Naeem Bukhari dan Sabir Khan dari kelompok militan Lashkar-e-Jhangvi. Selain itu, pasukan Pakistan juga menangkap Farooq Bhatti, wakil kepala al-Qaidah di India (AQIS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesimpulan kami adalah bahwa semua kelompok teroris berusaha untuk saling bekerja sama untuk melakukan serangan teroris," katanya dalam konferensi pers.
Bajwa menambahkan bahwa LeJ dan AQIS "berkolusi" dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan, atau yang dikenal juga dengan Taliban Pakistan.
Lashkar-e-Jhangvi, merupakan kelompok militan Islam yang memiliki ideologi sektarian yang berkaitan erat dengan ISIS, sebelumnya sempat didukung oleh agen mata-mata Pakistan, Direktorat Intra Layanan Intelijen.
Bajwa menolak merinci waktu penangkapan hampir 100 militan itu. Meski demikian, Bahwa mengungkapkan bahwa sejumlah militan yang ditangkap, termasuk Bokhari, telah merencanakan dengan matang upaya penjebolan penjara Hyderabad Central Jail.
Rencana itu adalah untuk membebaskan Khalid Omar Sheikh, yang menculik dan membunuh wartawan Wall Street Journal asal AS, Daniel Pearl pada 2002.
Rencana itu melibatkan enam pelaku bom bunuh diri dan 19 orang lainnya yang memfasilitasi rencana itu. Bajwa memaparkan pihaknya menyita lebih dari 350 kg bahan peledak dari sebuah bangunan diyakini sebagai tempat persembunyian militan.
Rekaman video bangunan tersebut menunjukkan sebuah tong plastik berwarna biru yang penuh dengan bahan peledak, mesin cuci yang telah digunakan untuk mengangkut senjata dan amunisi dan sejumlah barang lainnya yang dapat digunakan untuk merakit peledak.
Rekaman itu juga menunjukkan sejumlah senapan yang menurut Bajwa telah dicuri dari kepolisian dalam serangan sebelumnya.
"Rencana [serangan] ini 90 persen siap untuk dieksekusi," tutur Bajwa.
(ama)