Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa di universitas yang diserang Taliban pekan lalu memprotes kurangnya penjagaan saat kampus dibuka kembali pada Senin (25/1).
Insiden di Universitas Bacha Khan di Charsadda--yang berlokasi 130 km di barat Ibu Kota Islamabad--menewaskan 21 orang pada Rabu (13/1). Empat penyerang melepas tembakan dari senapan otomatis, dan melempar granat di kelas-kelas dan asrama mahasiswa.
Setidaknya 200 mahasiswa berkumpul ketika kampus dibuka pada Senin pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Anda harus melindungi kami!” teriak mereka, merujuk kepada pemerintah.
Tak ada kegiatan belajar yang akan berlangsung pada Senin, karena baik mahasiswa, staf dan pengajar akan meninjau kebutuhan keamanan usai serangan mematikan itu.
“Beberapa orang tidak datang ke kamus hari ini karena mereka sangat khawatir soal keamanan pribadi mereka dan para mahasiswa,” ujar dosen yang tak ingin disebut namanya.
Otoritas Pakistan mengatakan bahwa serangan direncanakan dan didalangi oleh militan Taliban Pakistan yang berbasis di Afghanistan. Pakistan menyerukan negara tetangganya itu untuk bekerja sama melakukan investigasi.
Sementara itu, Afghanistan kerap menyalahkan Pakistan karena menyembunyikan pemimpin Taliban. Afghanistan juga menuding banyak serangan di negara itu direncanakan dari Pakistan.
Taliban Pakistan terpisah dengan Taliban Afghanistan, namun keduanya bersekutu.
Lima tersangka yang dianggap memfasilitasi serangan di kampus telah ditahan oleh otoritas Pakistan saat ini.
Pakistan juga telah menahan ratusan tersangka militan sejak pembantaian di sekolah militer pada Desember 2014, yang menewaskan 134 anak-anak.
(stu)