Rusia Bantah Bom Warga Sipil di Suriah

Bagus Wijanarko | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 03:24 WIB
Perdana Menteri Prancis Manuel Valls dalam debat langsung dengan Medvedev juga menekan Rusia agar menghentikan pemboman warga sipil di Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Dmitry Mevdedev membantah tuduhan melakukan pemboman terhadap warga sipil di Suriah seperti yang diklaim Amerika Serikat dan Prancis. (Reuters Photo/Khalil Ashawi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Rusia Dmitry Medvedev membantah tuduhan melakukan pemboman terhadap warga sipil di Suriah seperti yang diklaim Amerika Serikat dan Prancis sehari setelah menyepakati untuk mengambil waktu jeda bertempur.

Seperti dilansir Reuters, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menuding Rusia membom pasukan oposisi dan warga sipil dan mengatakan Moskow harus mengubah target untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata yang disepakai pada Jumat (11/2).

Sebelumnya Medvedev mengatakan tuduhan ini “tidak benar”, sementara Menlu Rusia, Sergei Lavrov menyebut gencatan senjata kemungkinan besar bakal gagal, setelah pemerintah Suriah melakukan serangan darat di sekitar Aleppo, kota terbesar di negara tersebut sebelum dihantam perang Sipil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara adidaya sepakat mengambil jeda pertempuran dalam pembicaraan di Munich pada Jumat. Namun, perjanjian ini tidak berjalan lancar. Sementara, pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung pasukan udara Rusia tengah mengkonsolidasikan kekuatannya melawan pemberontak.
“Mayoritas serangan Rusia adalah terhadap grup oposisi,” kata Kerry di Konferensi Keamanan di Munich, sebuah pertemuan tahunan yang menarik para pimpinan dari seluruh dunia yang kerap membuat pembuat kebijakan kerap berargumen secara langsung di forum. “Untuk mematuhi perjanjian yang telah dibuat, target pemboman Rusia harus diubah.”
Kerry menuduh Rusia menjatuhkan bom yang diklaim sebagai “bom bodoh” di Suriah yang tidak memiliki target secara tepat, dengan mengatakan bahwa hal seperti ini bakal membunuh warga sipil.

Perbedaan pandangan di antara pemegang kepentingan di Suriah meski perjanjian yang dicapai di Munich dinilai bersifat “penghentian permusuhan”, yang belum diteken oleh siapapun baik pemerintah maupun oposisi.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls dalam debat langsung dengan Medvedev juga menekan Rusia agar menghentikan pemboman warga sipil di Suriah. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER