Pertempuran Saudi dan Houthi Halangi Bantuan PBB di Yaman

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 17 Feb 2016 07:32 WIB
Pertempuran antara koalisi serangan udara pimpinan Arab Saudi dengan kelompok pemberontak Houthi membatasi akses bantuan kemanusiaan PBB di Yaman.
Koalisi serangan udara internasional yang dipimpin Arab Saudi memulai kampanye militer di Yaman sejak Maret tahun lalu dengan tujuan untuk memberangus kelompok pemberontak Syiah, Houthi, yang didukung kuat oleh Iran. (Reuters/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertempuran antara koalisi serangan udara pimpinan Arab Saudi dengan kelompok pemberontak Houthi membatasi akses bantuan kemanusiaan PBB di sejumlah wilayah di Yaman, salah satu negara termiskin di kawasan Timur Tengah, di mana 80 persen penduduknya membutuhkan bantuan.

Koalisi Saudi memulai kampanye militer di Yaman sejak Maret tahun lalu dengan tujuan untuk memberangus kelompok pemberontak Syiah, Houthi, yang didukung kuat oleh Iran. Sementara, Houthi dan loyalis mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, menuduh koalisi Saudi meluncurkan agresi militer.
Kepala bantuan PBB, Stephen O'Brien mengungkapkan pada Selasa (16/2) bahwa Houthi tidak konsisten dalam memberikan akses pengiriman bantuan kemanusiaan maupun tenaga medis. Sementara, Saudi sendiri memperingatkan PBB bahwa mereka tidak dapat menjadi keselamatan pekerja bantuan PBB yang berada di "daerah Houthi." Hal ini menyebabkan penundaan untuk misi PBB di Yaman.

"Pihak-pihak yang terlibat konflik memiliki tugas menunjukkan kepedulian dalam melakukan operasi militer, untuk melindungi semua warga sipil dan infrastruktur dari serangan, termasuk pekerja dan fasilitas kemanusiaan dan kesehatan," katanya di hadapan Dewan Keamanan PBB.
"Saya mengingatkan semua pihak atas kewajiban mereka menurut hukum kemanusiaan internasional untuk memfasilitasi akses kemanusiaan ke semua wilayah Yaman," ujar O'Brien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pemimpin koalisi serangan udara, Arab Saudi meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok pemberi bantuan internasional lainnya di Yaman untuk melindungi stafnya dengan menarik mereka dari wilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak Houthi.

"Lembaga PBB dan mitra LSM lain yang memberikan bantuan dalam keadaan yang sangat sulit dan berbahaya," kata O'Brien.

"Minggu lalu saja, koalisi serangan udara Saudi menghantam bangunan [yang berjarak] 200 meter dari Fasilitas Transit Diplomatik, yang menampung personel PBB dan diplomatik," tuturnya.
O'Brien mengatakan lebih dari 6.000 orang tewas dalam satu tahun terakhir di Yaman, setengah di antaranya diperkirakan adalah warga sipil. Diperkirakan, 700 anak-anak terbunuh dan sekitar 1.000 lainnya terluka.

Lembaga yang memonitor sanksi PBB menyatakan dalam laporan bulan lalu bahwa koalisi yang dipimpin Saudi dan pemberontak Houthi menargetkan warga sipil, dan beberapa serangan bisa menjadi tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Yaman bergantung hampir sepenuhnya pada aktivitas impor, namun konflik melambat proses pengiriman. O'Brien mengatakan kapal Program Pangan Dunia yang membawa bantuan kemanusiaan dan menuju ke pelabuhan Hodeidah di Yaman dialihkan oleh pasukan koalisi pada 11 Februari ke pelabuhan Jizan di Saudi.

Dia mengatakan verifikasi dan inspeksi mekanisme PBB untuk pengiriman tengah dilakukan dalam upaya meningkatkan impor komersial. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER