Jakarta, CNN Indonesia -- Kenya akan membangun penjara khusus untuk menampung para ekstremis dan pelaku kekerasan guna mencegah penyebaran paham radikal ke tahanan lainnya.
"Kami akan membangun penjara baru untuk menahan pelaku kekerasan dan ekstremis. Hal ini penting karena kami tidak dapat membiarkan mereka menyebarkan racun mereka kepada warga Kenya yang rentan," ujar Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, Rabu (17/2).
Dalam pidato tersebut, Kenyatta tidak menyebutkan jelas tenggat waktu pembangunan penjara tersebut. Hingga kini, Kenya sendiri sudah memiliki penjara dengan penjagaan ketat, seperti Kamiti Maximum di Nairobi.
Seperti diberitakan
Reuters, Kenyatta juga tak menjelaskan secara rinci oknum ekstremis mana yang dimaksud. Namun selama ini, Kenya diteror oleh rangkaian serangan dari kelompok militan Somalia, al Shabaab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok al Shabaab kerap membombardir Kenya dengan tembakan senapan dan granat. Militan dari kelompok ini pula yang melakukan pembunuhan massal di Universitas Garissa, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Somalia, pada April lalu.
Pada Juni lalu, Kenyatta menjanjikan kampanye baru untuk menghentikan orang bergabung dengan kelompok-kelompok radikal dan memerangi pengaruh al Shabaab. Menurut Kenyatta, cara konvensional tak cukup untuk mengatasi ancaman radikalisasi pria dan perempuan.
Sementara itu, kelompok al Shabaab yang memiliki kaitan dengan Al-Qaidah terus melakukan serangan pula di Somalia dan negara sekitarnya. Mereka ingin menerapkan hukum Islam keras dan menggulingkan pemerintahan Somalia yang didukung oleh donor Barat dan pasukan penjaga perdamaian Afrika.
(stu)