Iran Peringatkan Saudi soal Rencana Pasukan Darat di Suriah

Ike Agestu | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 17:26 WIB
Iran memperingatkan Saudi terkait pernyataan Saudi yang siap mengirim pasukan ke Suriah jika diputuskan oleh koalisi melawan ISIS pimpinan AS.
Iran memperingatkan Saudi terkait pernyataan Saudi yang siap mengirim pasukan ke Suriah jika diputuskan oleh koalisi melawan ISIS pimpinan AS. (Reuters/Ahmed Saad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Selasa, mengingatkan Arab Saudi untuk tidak mengerahkan pasukan ke Suriah karena melanggar hukum internasional, juga meminta Riyadh menghentikan pengeboman di Yaman.

Zarif mepertanyakan pernyataan Arab Saudi, yang siap mengerahkan pasukan darat sebagai bagian dari pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam menghadapi kelompok garis keras IS.

"Mereka bergerak di Suriah tanpa wewenang kedaulatan pemerintahan di Suriah merupakan pelangaran hukum internasional," katanya dalam jumpa pers di Parlemen Eropa di Brussel, Belgia, seperti dikutip Antara dari AFP, Selasa (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah bertemu dengan timpalannya di Belgia, Didier Reynders, Zarif menambahkan, "Kami yakin itu berbahaya. Saya percaya, setiap orang bisa menempatkan pasukan bersama-sama untuk mencari penyelesaian secara damai, tidak melakukan perbuatan lebih berbahaya dan lebih menaruh kebencian di kawasan."

Sebelumnya, menteri luar negeri Saudi, Adel Al Jubeir, menyatakan bahwa Arab Saudi siap mengirim pasukan ke Suriah, jika pasukan koalisi melawan ISIS pimpinan AS memutuskan untuk menurunkan pasukan darat.

Sementara itu, telah kerap dilaporkan bahwa terdapat pasukan Iran di Suriah, demi mendukung pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, bersama serangan udara Rusia dan kelompok Syiah, Hizbullah, dari Libanon.

Namun Zarif menyatakan bahwa Teheran tidak memiliki pasukan di Suriah.

"Iran tidak memiliki pasukan darat di Suriah .. Kami punya beberapa penasihat militer di Suriah sebagaimana yang kami punyai di tempat lain untuk memenuhi undangan pemerintah," ujarnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai fasilitator perundingan damai dengan Suriah menangguhkan pembicaraan pada awal Februari setelah Suriah melancarkan serangan yang disokong bom udara Rusia di Kota Aleppo.

"Orang-orang di luar sana menanyakan apa yang dihasilkan dari perundingan itu," kata dia.

Dia menambahkan, "Jika kami berbicara tentang pasukan militer, kami harus menghentikan pengeboman di Yaman, yang berada di pusat kegiatan sehari-hari masyarakat sipil yang tidak bersalah, membunuh sebagian rakyat."

"Di sana tidak ada tempat yang bisa dijadikan sasaran militer dan di tempat lain di Yaman. Kami ingin mengakhiri kekejian dan kami ingin mengakhirinya sekarang," katanya mengenai perang Yaman, yang telah menewaskan lebih dari 6.100 orang, hampir separuh dari mereka warga sipil, menurut data PBB. (Antara) (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER