Jakarta, CNN Indonesia -- Keterbukaan yang kian terwujud pasca lengsernya junta dan reformasi pemerintahan pada tahun 2011 membuka peluang besar perusahaan-perusahaan di Myanmar untuk mendunia. Demi merebut peluang tersebut warga Myanmar gencar belajar bahasa Inggris.
Seperti dikutip
Channel News Asia, Selasa (22/2), Myanmar yang mulai membuka pintu bagi dunia membutuhkan para pekerja yang mumpuni dalam bahasa Inggris. Karyawan yang ingin menjejaki karier yang lebih tinggi juga merasa wajib menguasai bahasa internasional ini.
Hal ini diakui oleh guru di sekolah internasional di Yangon, Benjamin Htet Wunna, yang mengatakan kondisi saat berbeda dengan dua tahun lalu.
"Dua tahun lalu, tidak banyak tuntutan untuk belajar bahasa Inggris, terutama di kalangan warga dewasa. Dulu jika tidak bisa bahasa Inggris, maka warga bisa bertahan di dunia kerja, tapi sekarang berbeda karena itu adalah kemampuan yang penting," kata Wunna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wunna melanjutkan, perusahaan besar menginginkan karyawan yang mampu berbahasa Inggris. Itulah sebabnya mengapa surat lamaran dan wawancara kerja harus disampaikan dalam bahasa Inggris.
Salah satu warga, Min Sithu Maung, mengaku sudah enam bulan terakhir belajar bahasa ini. Kemampuan ini dia pelajari demi melamar kerja di kantor impiannya.
"Tujuan saya adalah menjadi manajer bank, dan perbankan adalah bidang internasional, itulah mengapa saya belajar bahasa ini," kata Maung.
Untuk berlatih, dia kini menulis di media sosial dengan bahasa Inggris. "Saya mencoba untuk mem-
posting dan melatih bahasa Inggris dengan
grammar dan ejaan yang tepat," kata dia.
Beberapa perusahaan juga mulai mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk para karyawannya, beberapa di antaranya bahkan menyewa warga asing untuk mengajar.
Dengan kemampuan bahasa ini, karyawan memiliki lebih banyak kesempatan berkarier, bayaran yang lebih besar dan berpeluang naik jabatan.
Menurut Shirley Nang Hom Leik, koordinator program di lembaga bahasa Nexus English Centre, perusahaan membutuhkan kemampuan ini untuk berkomunikasi dengan mitra mereka yang berbahasa Inggris atau berkorespondensi dengan mereka.
"Hal yang mengejutkan, bahkan perusahaan lokal yang tidak punya kontak dengan orang asing, seperti perusahaan lotere, mengirim karyawannya untuk belajar bahasa Inggris. Mungkin mereka ingin mengembangkan bisnis atau merambah bidang lain," kata Leik.
(den/den)