Rouhani Sambut Kemenangan Loyalisnya pada Pemilu Iran

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 28 Feb 2016 16:51 WIB
Hasil awal pemilihan umum parlemen Iran menunjukkan kemenangan kaum moderat yang merupakan pendukung Presiden Hassan Rouhani.
Hasil awal pemilihan umum parlemen Iran menunjukkan kemenangan kaum moderat yang merupakan pendukung Presiden Hassan Rouhani. (Reuters/Stephane De Sakutin/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil awal pemilihan umum parlemen Iran menunjukkan kemenangan kaum moderat yang merupakan pendukung Presiden Hassan Rouhani. Kemenangan ini dapat membentuk masa depan Iran dan hubungan dengan Barat, menyusul kesepakatan program nuklir Iran tahun lalu.

Para pemilih menggunakan hak suara mereka pada Jumat (26/2) untuk memilih 290 anggota parlemen dan 88 anggota Dewan Ahli, komite ulama yang memilih pemimpin tertinggi Republik Islam Iran.

"Rakyat menunjukkan kekuatan mereka sekali lagi dan memberi kredibilitas dan kekuatan untuk pemerintah yang mereka pilih," ujar Rouhani, sembari menambahkan bahwa dia akan bekerja dengan siapa pun yang memenangkan pemilu untuk membangun masa depan bagi negara pengekspor minyak itu, dikutip dari Reuters.
Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan dengan perhitungan sekitar sepertiga suara yang masuk di ibu kota Teheran, sejumlah pejabat reformais memuncaki perhitungan suara. Hasil awal menunjukkan para pejabat reformis yang setia kepada Rouhani memenangkan seluruh kursi dari 30 kursi yang diperebutkan di Teheran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, hasil perhitungan saura dari luar Teheran juga menunjukkan kemenangan kuat diraih para kandidat yang moderat.

Mantan presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Rouhani, yang sama-sama reformis, berada di dua tempat teratas dalam pemilihan Majelis Ahli di Tehran pada Sabtu (27/2) sore.

Menurut laporan kantor berita milik pemerintah, IRNA, Rafsanjani menyerukan persatuan nasional menyusul pemungutan suara yang memecah belah.
"Kompetisi ini berakhir dan era persatuan dan kerjasama telah tiba," kata Rafsanjani, menurut laporan IRNA, dikutip dari CNN. Ia berharap hasil akhir akan mempromosikan posisi Iran di kawasan dan di skala internasional.

"Dalam situasi yang sangat sensitif dengan ketidakamanan melanda beberapa negara, penyelenggaraan pemilihan Majelis Ahli dan Majelis (parlemen) dalam suasana benar-benar tenang dan tertib dapat berfungsi sebagai model demokrasi untuk negara lain," kata Rafsanjani.

Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan hasil akhir pemilu akan diumumkan pada Selasa (2/3).

Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan pada Sabtu (27/2) bahwa sekitar 33 juta orang, atau hampir 60 persen dari jumlah keseluruhan pemilih berpartisipasi dalam dua pemilihan ini.

Lebih dari 4.800 kandidat, sekitar 500 di antaranya adalah wanita, bersaing memperebutkan 290 kursi parlemen, menurut Press TV Iran. Sebanyak 159 orang lainnya memperebutkan 88 kursi di Dewan Ahli.
Masa jabatan anggota Dewan Ahli berlangsung selama delapan tahun, sementara anggota parlemen yang dipilih memiliki masa jabatan selama empat tahun.

CNN menyebutkan bahwa kemenangan para pejabat moderat dalam pemilu ini tak ubahnya bagai referendum yang dimenangkan Rouhani, di negara yang terpecah antara kaum moderat dan konservatif ini.

Rouhani menajabat sebagai presiden menggantikan Mahmoud Ahmadinejad pada 2013. Pemilu 2009 yang dimenangkan Ahmadinejad diliputi dugaan kecurangan dan memicu aksi protes besar di Iran.

Selama dua setengah tahun, Rouhani, yang ikut dalam perundingan program nuklir dengan enam negara besar dunia, berperan penting dalam penandatanganan kesepakatan nuklir Iran yang membuat sejumlah sanksi kepada negaranya dilonggarkan.

"Dalam kampanye ini, Rouhani dan koalisinya telah menyatakan bahwa kesepakatan nuklir adalah langkah pertama menuju ekonomi dan politik yang bermartabat, dan bahwa pemilu ini adalah langkah berikutnya," kata Marashi, anggota Dewan Nasional Iran Amerika. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER