Jakarta, CNN Indonesia -- George Pell, Kardinal Australia sekaligus pejabat tinggi Vatikan yang bersaksi dalam kasus pelecehan seksual oleh pastor Gereja Katolik, pada Selasa (1/3) mengatakan bahwa pendeta senior berbohong kepadanya untuk menutupi penganiayaan tersebut. Ia juga mengaku mendapatkan dukungan penuh dari Paus Fransiskus dalam memberikan kesaksian ini.
Pell yang kini menjabat sebagai Kepala Keuangan di Vatikan memberikan saksi kepada Komisi Kerajaan Australia bagian Respons Kelembagaan soal Pelecehan Seksual Anak melalui sambungan video selama tiga hari sejak Minggu (28/2).
Kesaksian Pell mengenai soal kasus pelecehan seksual ini memicu pertanyaan yang lebih luas atas akuntabilitas pemimpin gereja.
Para korban frustrasi atas respons yang mengecewakan dari Gereja Katolik dan menumpukan harapan kepada Pell. Pell sendiri tidak mendapat tuduhan pelecehan seksual dan telah dua kali meminta maaf atas respons lamban gereja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari pertama, Pell beberapa kali menyatakan bahwa dia menyadari adanya rumor dan keluhan paedofilia di kalangan pendeta ketika dia masih menjadi pendeta muda pada dekade 1970-an. Namun saat itu, para pejabat Gereja Katolik cenderung ragu bahwa pendeta melakukan pelecehan.
 George Pell dalam sambungan video dari Roma dengan Komisi Kerajaan Australia. (Reuters/via Australian Royal Commission into Institutional Response to Child Sexual Abuse) |
Di hari kedua, Senin (29/2), Komisioner Peter McClellan bertanya berkali-kali mengenai ketidaktahuan Pell tentang insiden yang melibatkan Gerald Ridsdale, pastor yang didakwa atas 138 pelanggaran terhadap 53 korban.
Saat Pell bertugas di Australia, Gerald memang sempat dipindahkan dari satu gereja ke gereja lain. Pell sendiri bertugas untuk memberikan nasihat kepada pemimpin di paroki-paroki dalam pengangkatan pendeta di gereja lokal tertentu.
Kala itu, Pell sempat bertanya-tanya mengapa Gerald terus dipindahkan dari satu gereja ke gereja lain. Pada 1982, ada satu pertemuan yang mendiskusikan mengenai perpindahan Gerald ke gereja lain.
Pell menyangkal ada pembicaraan mengenai dugaan bahwa Gerald merupakan seorang paedofil dalam rapat tersebut.
"Jadi, kita sedang berada dalam posisi bahwa Anda ditipu oleh Uskup dan Monsignor Fiscalini dan seseorang lain, kemungkinan uskup, berbohong kepada Anda. Apakah benar?" tanya McClellan yang kemudian dijawab oleh Pell, "Itu benar."
Namun sebelumnya, Pell mengakui ia mengetahui kasus pelecehan yang dilakukan Gerald. "Itu kisah yang menyedihkan dan itu tidak menarik perhatian saya," kata Pell.
Kesaksian inipun mengejutkan banyak orang. Keponakan Gerald, David Ridsdale, merupakan salah satu dari 15 korban yang sengaja pergi ke Roma untuk menyaksikan langsung keterangan Pell.
"Kita sedang berbicara mengenai moral dari para pemimpin di berbagai kota dan negara. Ketika mereka mengaku tidak memiliki ketertarikan dengan kelakuan semacan ini, sangat luar biasa," ucap David.
Melanjutkan protesnya, David kembali berkata, "Gereja Katolik melakukan kebohongan dan penipuan di dalam strukturnya sendiri, apalagi yang diluar struktur itu. Saya rasa, itu baru saja dibuktikan," katanya.
 George Pell mengaku ia mendapat dukungan dari Paus Fransiskus. (Reuters/David Gray) |
Pada hari pertama, Minggu (28/2), Pell mengatakan bahwa Gereja Katolik melakukan kesalahan besar dengan menutupi kasus pelecehan tersebut. Namun, Pell juga mengatakan bahwa ia tidak akan membela pihak yang tidak dapat dibela. Dan ia mengaku "lupa" ketika ditanya soal skandal pelecehan yang melibatkan sejumlah pendeta di Australia.
Tahun lalu, Pell membantah tuduhan Komisi bahwa ia mencoba menyuap korban agar tetap tenang, mengabaikan keluhan lain, dan terlibat dalam upaya pemindahan seorang pendeta yang dituduh paedofil.
Pell menyatakan bahwa terlalu banyak tuduhan pelecehan yang "diabaikan dalam situasi yang penuh skandal." Pell menambahkan bahwa dia percaya kesalahan itu merupakan hal yang personal, bukan struktural.
"Sayangnya, masih terdapat banyak dosa. Ada kecenderungan kejahatan di Gereja Katolik dan ada juga kecenderungan kebaikan. Namun, baik atau buruk, Gereja mengikuti pola dari masyarakat di mana dia berada," katanya.
Sementara itu, Kantor Pell merilis sebuah foto sang Kardinal tengah mengikat pita berwarna kuning di sekitar pagar di kebun Vatikan. Foto ini menandakan dia bergabung dengan kampanye yang dimulai oleh gerakan Australian Loud Fence.
Kelompok ini menggantung pita berwarna cerah di pagar di luar sebuah sekolah Katolik di kota Ballarat, lokasi di mana banyak pelecehan seksual anak terjadi. Aksi ini dimaksudkan agar anak-anak berani menyuarakan penderitaan mereka.
Pelecehan seksual di lingkungan gereja mencuat pada tahun 2002, ketika para uskup di wilayah Boston ditemukan berpindah gereja dari satu tempat ke tempat lain untuk menutupi skandal pelecehan terhadap anak yang mereka lakukan. Kisah ini diungkap dalam film "Spotlight" yang baru saja memenangkan Film Terbaik dalam ajang penghargaan Academy Awards 2016.
(stu)