Spanyol Gagalkan Pengiriman 20 Ribu Seragam Militer ke ISIS

Denny Armandhanu/AFP | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2016 10:37 WIB
Seragam militer tersebut dilabeli sebagai pakaian bekas dan dikirim dengan kapal dengan kedok bantuan kemanusiaan ke Suriah dan Irak.
Ilustrasi (Reuters/Beawiharta )
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Spanyol menyita 20 ribu seragam militer yang rencananya akan dikirim ke kelompok militan di Suriah dan Irak. Menurut kepolisian Spanyol, seragam itu cukup untuk memenuhi kebutuhan "seluruh pasukan."

Dikutip AFP, Jumat (4/3), seragam itu ditemukan di tiga peti kemas yang akan dikirim dengan kapal di pelabuhan Valencia dan Alicante bulan lalu. Saat itu polisi tengah menyelidiki penyelundupan senjata oleh militan dengan kedok pemberian bantuan kemanusiaan.
Tujuh orang ditahan dalam peristiwa tersebut. Penyelidikan kasus ini telah dimulai sejak tahun 2014 untuk mengungkap dukungan logistik asing untuk ISIS dan Front Al-Nusra di Suriah.

"Peti kemas itu membawa seragam militer yang didaftarkan sebagai 'baju bekas' agar tidak dicurigai dan bisa melewati beberapa pemeriksaan imigrasi dengan mudah," ujar laporan kepolisian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan sekitar 20 ribu seragam militer dan aksesorisnya, kemungkinan ini cukup untuk kebutuhan seluruh pasukan yang siap diturunkan di medan perang di seluruh dunia," lanjut kepolisian Spanyol.

Salah satu perusahaan yang dicurigai terlibat kasus ini bergerak di bidang impor pakaian bekas. Salah satu orang yang telah ditahan polisi mengaku mengirim "bahan militer, uang, elektronik, dan alat telekomunikasi, senjata api serta bahan-bahan pembuat peledak" ke Suriah dan Irak melalui perusahaan ini.
Polisi mengatakan, peti kemas tersebu dilabeli sebagai bantuan kemanusiaan dan didanai dengan sistem hawala yang tidak menggunakan transfer bank.

Pemimpin jaringan eksportir pakaian militer ini diketahui beberapa kali kontak dengan anggota ISIS, yang selalu meminta dicarikan wanita untuk dinikahi dengan militan di Suriah. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER