Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan pejabat tinggi dan menteri luar negeri sebagai pembuka rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam dimulai di Jakarta, Minggu (6/3). Dalam pembicaraan kali ini akan disepakati deklarasi dan resolusi dukungan terhadap Palestina dan Al-Quds Al-Syarif di Yerusalem.
Pertemuan pejabat tinggi negara anggota dimulai pagi ini di Jakarta Convention Center untuk membicarakan rancangan resolusi dan deklarasi. Pertemuan dilanjutkan pada siang hari yang diikuti oleh para menteri luar negeri anggota OKI.
Menurut jadwal, pernyataan akan disampaikan oleh Menlu RI Retno Marsudi, Menlu Palestina Riyad al-Maliki dan Sekretaris Jenderal OKI Iyad Ameen Madani. Dalam pertemuan ini akan diadopsi rancangan deklarasi dan resolusi soal Palestina.
Deklarasi dan resolusi tersebut nantinya akan dibahas dalam pertemuan kepala negara yang akan berlangsung Senin (7/3). Untuk pertama kalinya, KTT Luar Biasa OKI menghasilkan deklarasi, berisikan langkah konkret dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Multilateral Kemlu RI Hasan Kleib mengatakan KTT kali ini digelar atas permintaan dari pemerintah Palestina. Menurut Kleib, permintaan datang menyusul kian tenggelamnya isu Palestina dan Masjidil Aqsa di tengah konflik yang mendera negara-negara Timur Tengah.
Kleib melanjutkan, keputusan untuk membahas Palestina di sebuah konferensi khusus agar isu fokus menjadi pembahasan utama. KTT OKI biasanya digelar tiga tahun sekali dengan banyak pembahasan.
Selain negara-negara anggota OKI, turut hadir juga negara anggota kuartet yang merupakan mediator perundingan damai Palestina dengan Israel, yaitu Amerika Serikat, Rusia, PBB dan Uni Eropa.
Perundingan damai mandek tahun 2014 setelah Israel kembali membangun permukiman di wilayah Palestina. Wilayah Tepi Barat semakin menyusut akibat pencaplokan lahan oleh Israel.
Wilayah Kota Tua Yerusalem yang merupakan tempat masjid suci Al-Aqsa kian dibatasi aksesnya oleh Israel. Hal ini kerap memicu bentrokan antara warga Palestina dengan Israel yang kini diwarnai oleh aksi penikaman. Muncul kekhawatiran akan terjadi kembali gerakan perlawanan Intifada jilid tiga.
(stu)