Jakarta, CNN Indonesia -- Militer AS melakukan serangan udara terhadap fasilitas ISIS yang diyakini digunakan untuk membuat senjata kimia. Informasi keberadaan fasilitas tersebut diperoleh dari pengakuan anggota senior ISIS yang ditangkap oleh pasukan intelijen khusus AS.
Seperti dikutip
CNN, Kamis (10/3), anggota ISIS itu ditangkap tiga pekan lalu oleh Pasukan Operasi Khusus AS yang diturunkan ke utara Irak. Pria bernama Sleiman Daoud Al-Bakkar, membocorkan lokasi program senjata kimia ISIS. Beberapa sumber meyakini, Al-Bakkar adalah salah satu anggota ISIS yang bertugas mengawasi produksi senjata kimia.
Seorang pejabat pertahanan AS kepada CNN mengatakan, tujuan dari operasi ini adalah untuk mencari lokasi, menarget dan menyerang kemampuan produksi senjata kimia ISIS.
Tujuan serangan ini adalah menghentikan kemampuan ISIS dalam memproduksi dan menggunakan senjata kimia, salah satunya gas mustard. Serangan dialamatkan ke fasilitas dan kendaraan serta anggota ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya badan intelijen AS telah mengonfirmasi sedikitnya 12 serangan ISIS yang menggunakan senjata kimia, terakhir terjadi bulan lalu.
Mayoritas senjata kimia digunakan ISIS di Suriah, di medan peperangan Maraa. Sementara di Irak, senjata ini digunakan di Pegunungan Sinjar, wilayah sekitar Mosul, dan selatan Baghdad.
ISIS menggunakan artileri untuk menembakkan senjata kimia tersebut. Pejabat AS meyakini, korban tewas jatuh akibat tembakan artileri, bukan akibat gas mustard ISIS yang belum terlalu mematikan.
Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper mengungkapkan soal senjata kimia ISIS kepada Kongres. "Ini adalah kali pertama kelompok ekstremis memproduksi dan menggunakan bahan kimia dalam serangan sejak Aum Shinrikyo menggunakan sarin di Jepang tahun 1995," kata Clapper.
AS sendiri telah menurunkan pasukan khusus ke Irak yang terdiri dari sekitar 200 orang. Tugas mereka adalah mengumpulkan intelijen dan menangkap pejabat ISIS, hidup atau mati. Salah satu yang tertangkap diyakini mengetahui soal program senjata kimia ISIS.
"Ini adalah operasi untuk melakukan berbagai penyerangan, menguasai wilayah dan orang-orang, membebaskan sandera dan tahanan ISIS," kata Menteri Pertahanan AS, Ash Carter.
(den)