Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang setahun tragedi kecelakaan pesawat Germanwings penerbangan 9525, masalah kejiwaan pilot menjadi perhatian utama. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kopilot Andreas Lubitz yang menjadi dalang insiden tersebut mengalami gangguan kejiwaan, namun pihak maskapai tidak mengetahuinya.
Seperti dikutip
CNN, Selasa (12/3), tidak terungkapnya masalah kejiwaan Lubitz ke pihak maskapai adalah karena para dokter yang menangani pria 27 tahun itu merahasiakannya. Hal ini sesuai dengan kode etika kedokteran, yaitu tidak mengungkapkan rahasia medis pasiennya.
Pesawat Airbus Germanwings yang terbang dari Barcelona, Spanyol, menuju Dusseldorf, Jerman, menabrak lereng gunung di wilayah terpencil Alpen Perancis, menewaskan 150 penumpang dan kru di dalamnya.
Rekaman kotak hitam menunjukkan, Lubitz sengaja menabrakkan pesawat tersebut setelah mengunci pilot di luar kokpit. Dalam laporan penyidik setebal 87 halaman, masalah kejiwaan dan mental Lubitz menjadi fokus perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lubitz yang telah terbang dengan Germanwings sejak tahun 2014 memiliki riwayat depresi selama lima tahun sebelum kecelakaan. Dia telah berkonsultasi dengan 41 dokter, termasuk dokter spesialis THT, psikiater dan dokter umum, selama beberapa bulan sebelum insiden terjadi.
Dalam penggeledahan kepolisian Jerman di apartemen Lubitz ditemukan resep obat untuk penyakit depresi dan keresahan. Mereka juga menemukan catatan dari dokter mata soal gangguan psikosomatis dan Lubitz dinyatakan "tidak sehat untuk bekerja."
Badan penyidik kecelakaan pesawat Perancis, Bureau d'Enquetes et d'Analyses, BEA, menyebutkan seorang psikiater yang mendiagnosa gangguan penglihatan dan tidur kemudian merujuk Lubitz ke dokter khusus kejiwaan.
Masalah muncul ketika para dokter merahasiakan keadaan medis Lubitz kepada tempat dia bekerja. Akibatnya, tidak ada tindakan apapun dari maskapai atau aparat karena tidak tahu soal masalah kesehatan Lubitz.
Oleh karena itu, penyidik Perancis membuat rekomendasi untuk Badan Keamanan Penerbangan Eropa dan negara-negara Uni Eropa agar kerahasiaan medis bagi pilot yang diindikasi mengalami gangguan kejiwaan dicabut. Selain itu, BEA menyarankan pemeriksaan medis rutin bagi pilot yang memiliki riwayat gangguan mental.
Dengan rekomendasi ini, pihak maskapai berharap tragedi serupa tidak terjadi di masa mendatang.
(ama)