Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Turki menahan tiga akademisi atas tuduhan menyebarkan propaganda teroris pada Selasa (15/3), setelah pemerintah membacakan deklarasi seruan untuk menghentikan operasi Kurdi di belahan tenggara negara tersebut.
Seperti dilansir
Reuters, bagian tenggara Turki memang didiami oleh mayoritas Kurdi yang sejak berpuluh tahun lalu melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) pun dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh pemerintah Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Sejak tahun lalu, PKK menggencarkan aksinya.
Pemerintah menuding PKK merupakan dalang di balik beberapa serangan, termasuk bom mobil di Ankara pada Minggu (13/3) yang menewaskan 37 orang. Sebelumnya, PKK juga dituduh bertanggung jawab atas serangan bom di Ankara pada Februari yang menelan korban 29 nyawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat konflik berkelanjutan ini, ratusan warga sipil tewas sehingga serangan tersebut dianggap yang paling besar di Turki sejak dua dekade silam.
Pada Januari lalu, lebih dari 2.000 akademisi lantas menandatangani petisi berisi kritik terhadap aksi militer di bagian tenggara Turki, termasuk dengan aturan jam malam penuh untuk membasmi militan PKK yang sudah membentengi diri sendiri di berbagai daerah permukiman.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, murka dengan petisi ini. Ia berkata bahwa para akademisi tersebut akan mendapatkan ganjaran atas pengkhianatan mereka.
Pada Senin (14/3), Erdogan mengatakan bahwa definisi teroris harus diperluas hingga mencakup pendukung, pejabat, akademisi, jurnalis, dan pemimpin komunitas sipil.
Pengacara mengatakan bahwa ketiga akademisi ini, yaitu Esra Mungan, Muzaffer Kaya, dan Kivanc Ersoy, dibekuk setelah pada 10 Maret lalu mengadakan konferensi pers untuk melontarkan kritik atas tekanan terhadap orang yang menandatangani petisi tersebut. Puluhan akademisi bahkan sampai dikeluarkan dari universitas.
Seorang warga Inggris yang mengajar di Bilgi University, Chris Stephenson, ditahan di depan pengadilan Istanbul ketika ia menunjukkan dukungan terhadap Mungan, Kaya, dan Ersoy.
"Saya dicurigai karena saya memiliki beberapa undangan ke tahun baru Kurdi dari HDP - partai terbesar dalam parlemen Turki- di dalam tas saya," tulis Stephenson melalui Facebook.
Sebelumnya, Erdogan mengatakan bahwa HDP merupakan perpanjangan tangan dari PKK dan mendesak adanya tindakan hukum terhadap para pejabatnya.
(den)