Media China Sebut Donald Trump 'Badut Bermulut Besar'

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 17:16 WIB
Media China corong pemerintah Partai Komunis menghujat komentar-komentar Trump soal Beijing.
Media China corong pemerintah Partai Komunis menghujat komentar-komentar Trump soal Beijing. (Reuters/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Beijing bereaksi soal berbagai komentar negatif Donald Trump terhadap China. Melalui media pemerintah, China menyebut Donald Trump sebagai 'badut bermulut besar.'

Selama beberapa bulan terakhir, kandidat calon presiden dari Partai Republik itu memang mencela China dalam berbagai kampanyenya. Trump menyatakan akan menerapkan tarif terhadap produk yang diproduksi dari luar negeri, terutama dari China dan akan menarik barang-barang AS dari China untuk dibuat di dalam negeri, salah satunya iPhone.
Trump dalam sebuah kampanye bahkan meledek gaya negosiasi China dengan aksen Tiongkok.

Pemerintah Beijing sebelumnya tidak menanggapi komentar Trump dengan mengatakan siapapun yang terpilih presiden, hubungan China dengan AS tidak akan terganggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dalam editorial koran Global Times awal pekan ini, Beijing sepertinya mulai habis kesabaran.

Dalam editorial berjudul "Trump membuka kotak Pandora di AS", koran yang menjadi corong pemerintah komunis China menyebut Trump "bermulut besar" dan "suka menghina".

Global Times menuliskan, sebenarnya Trump awalnya bukan kandidat calon presiden, hanya "badut yang digunakan untuk memikat pemilih bagi Partai Republik". Namun dia justru melejit mengalahkan kandidat lainnya.

"Badut itu sekarang adalah kuda hitam terbesar," tulis Global Times.
Media China itu juga menjadikan Trump sebagai contoh cikal bakal kegagalan demokrasi sebuah negara. "Mussolini dan Hitler berkuasa melalui pemilu, pelajaran besar bagi demokrasi Barat," lanjut editorial tersebut.

Dalam kalimat penutupnya, editorial itu memperingatkan AS agar tidak menjadi perusak perdamaian dunia, sebelum menuding negara lain "nasionalis dan tiran."

Di China, Trump tidak hanya dikecam oleh pemerintah Beijing, namun juga para aktivis pendukung demokrasi. Menurut para aktivis yang selamat dalam aksi yang menewaskan ribuan mahasiswa di Lapangan Tiananmen tahun 1989, Trump antidemokrasi.

Pernyataan ini disampaikan menyusul komentar Trump dalam debat di Miami soal demonstrasi pro-demokrasi yang menurutnya adalah "kerusuhan."

Menurut mantan aktivis Tiananmen, Wang Dan, bahasa yang digunakan Trump persis pernyataan yang dikeluarkan konglomerat real estate itu saat menanggapi pembantaian mahasiswa oleh tentara China dalam wawancara dengan majalah Time di tahun 1989.
Trump saat itu mengatakan, pemerintah China telah merespons protes dengan "kuat, tegas."

"Saya kecewa dan marah oleh perkataan Trump. Jika penindasan berdarah dipuji sebagai tindakan 'kuat, tegas', apa artinya ini bagi nilai-nilai Amerika, terutama jika kesalahan ini datang dari seorang kandidat presiden?" kata Wang, dikutip CNN. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER