Jakarta, CNN Indonesia -- Tersangka pelaku serangan teror Paris, Salah Abdeslam ditangkap hidup-hidup pada Jumat (18/3) di Brussels, Belgia. Ia menderita luka tembak di kaki dalam aksi pengejaran yang dilakukan aparat kepolisian setempat.
Seperti dikutip dari
CNN, warga Perancis kelahiran Belgia tersebut terluka dalam baku tembak yang berakhir dengan penangkapannya. Selain itu, sumber kontra-terorisme Belgia mengatakan, dua orang terluka.
"Kami menangkapnya," cuit Theo Francken, Sekretaris Belgia untuk Kebijakan Suaka dan Migrasi dalam akun Twitter-nya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Molenbeek, wilayah pinggiran Brussels tempat serangan tersebut berlangsung, memiliki reputasi sebagai sarang pelaku jihad. Beberapa anggota dari penduduk mayoritas Muslim yang berada di wilayah tersebut banyak di antaranya adalah generasi pertama, kedua dan ketiga imigran dari Afrika Utara, yang dikaitkan dengan rencana teror dan serangan.
Pada musim gugur yang lalu, Menteri Kehakiman Belgia Koen Geens menyatakan bahwa Molenbeek adalah tempat di mana masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai "masalah pejuang asing" Belgia.
Segera setelah serangan Paris yang menewaskan 130 orang meninggal, pihak berwenang melakukan penggerebekan di sana dan menahan banyak orang. Salah satunya adalah Mohammed Abdeslam, saudara dari buronan yang ditangkap tersebut. Ia ditahan dan kemudian dibebaskan.
Sementara saudaranya yang lain, Ibrahim Abdeslam, diyakini telah menjadi pembom bunuh diri yang meledakkan bom di luar sebuah kafe di Paris 'Boulevard Voltaire.
Satu Orang Tewas dalam Penyerbuan SelasaJumat pagi, kantor jaksa federal Belgia mengungkapkan bahwa sidik jari dan DNA Salah Abdeslam yang berusia 26 tahun ditemukan di sebuah apartemen Brussels dalam penggerebekan dua hari sebelumnya. Satu orang tewas dan dua orang melarikan diri dalam operasi itu.
Salah satu orang yang tewas oleh penembak jitu pasukan khusus adalah Mohamed Belkaid, warga Aljazair yang menggunakan nama Samir Bouzid, yang diyakini telah mengatur serangan Paris melalui sambungan dari Belgia.
Belkaid diyakini telah membantu perjalanan Abdeslam sebelum serangan dan mengirim uang untuk sepupu perempuan dari pemimpin serangan Paris, Abdelhamid Abaaoud, setelah serangan itu.
Pihak berwenang yakin Abdeslam menggunakan apartemen sebagai tempat persembunyian setelah serangan Paris.