Ledakan di Bandara Brussels, Beberapa Orang Dilaporkan Tewas

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 22 Mar 2016 15:41 WIB
Beberapa orang dilaporkan tewas setelah ledakan terjadi di terminal keberangkatan bandara Zaventem di Brussels, Belgia, pada Selasa (22/3) pagi waktu setempat.
Kepulan asap hitam terlihat membumbung di atas bandara Zaventem, Brussels, Selasa pagi (22/3). (Reuters/Peter van Rossum)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa orang dilaporkan tewas setelah dua ledakan terjadi di terminal keberangkatan bandara Zaventem di Brussels, Belgia, pada Selasa (22/3) pagi waktu setempat.

Menurut kantor berita Belgia, Belga, terdengar suara tembakan dan teriakan bahasa Arab sebelum kedua ledakan terjadi.

Beberapa media lokal Belgia menyebut ledakan tersebut terjadi di dekat meja American Airlines di terminal keberangkatan bandara.
Bandara Brussels pun memperingatkan masyarakat untuk tidak datang ke bandara karena sedang ada proses evakuasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan datang ke bandara. Bandara sedang dievakuasi. Hindari daerah bandara. Penerbangan dibatalkan," ujar pihak bandara melalui akun Twitter @BrusselsAirport.

Tingkat keamanan di sekitar kawasan bandara pun ditingkatkan menjadi gawat darurat. Semua penerbangan dari dan menuju bandara dibatalkan.

"Ada dua ledakan di terminal keberangkatan. Tim pengobatan pertama sudah tiba untuk membantu," ucap juru bicara bandara, Anke Fransen, seperti dikutip Channel NewsAsia.

Ledakan ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah aparat keamanan menangkap salah satu tersangka pelaku serangan teror Paris, Salah Abdeslam, di Brussels pada Jumat (18/3) lalu.
Abdeslam merupakan satu-satunya tersangka serangan Paris yang berhasil ditangkap dalam keadaan hidup. Pengacara Abdeslam mengatakan bahwa kliennya akan bekerja sama dengan penyidik kepolisian dan memberikan informasi berharga tentang jaringan militan di balik serangan yang menewaskan 130 orang itu.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Belgia, Jan Jambon, menyatakan negaranya tengah berada dalam siaga tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan serangan balasan menyusul penangkapan Abdeslam.

"Kita tahu bahwa menghentikan satu sel dapat mendorong [sel militan] lainnya beraksi. Kami menyadari hal itu dalam kasus ini," katanya kepada radio publik, Senin (21/3). (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER