Jakarta, CNN Indonesia -- Jasad tersangka teroris serangan Paris yang ditembak mati polisi dalam penyerbuan di Brussels, Belgia pekan ini ditemukan berada di samping bendera ISIS, senapan serbu Kalashnikov, dan sebuah buku sastra Salafi.
Juru bicara jaksa antiteror Belgia, Thierry Werts, menyatakan dalam konferensi pers bahwa tersangka teroris itu diidentifikasi bernama Mohamed Belkaid, 35, warga negara Aljazair yang tinggal di Belgia secara ilegal.
"Di sebelah jasad terdapat Kalashnikov, sebuah buku tentang Salafisme dan bendera ISIS," kata Werts pada Rabu (16/3).
Belkaid tewas tertembak peluru dari penembak jitu kepolisian pada Selasa (15/3) dalam penyerbuan rutin di berbagai apartemen pinggiran di Brussels untuk mengejar tersangka serangan teror di Paris yang menewaskan total 130 orang pada November lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Werts memaparkan bahwa "dua orang yang diduga berada di apartemen yang belum diketahui identitasnya melarikan diri dan sedang dilacak."
Perburuan polisi dilanjutkan hingga ke distrik selatan dari Brussels namun "tidak menemukan hasil," kata Werts.
Perdana Menteri Belgia, Charles Michel menyatakan operasi polisi besar-besaran akan terus dilangsungkan di Brussels setelah perburuan pada Selasa.
Perburuan itu berujung baku tembak polisi dengan para tersangka teroris yang melukai empat petugas polisi. Baku tembak yang berlangsung selama berjam-jam membuat akses ke wilayah di sekitar penyerbuan ditutup.
Polisi mengevakuasi siswa dari sekolah dan taman kanak-kanak di dekat lokasi kejadian setelah langit mulai gelap. Sebanyak 50 warga sekitar bahkan terpaksa berlindung di pasar swalayan terdekat.
Warga kemudian diizinkan untuk kembali ke rumah masing-masing dengan penjagaan polisi.
Para penyidik meyakini proses perencanaan dan persiapan serangan pengeboman di Paris pada November lalu sebagian besar dilakukan di Brussels oleh sejumlah teroris muda berkewarganegaraan Perancis dan Belgia. Beberapa di antaranya diduga pernah bertempur bersama ISIS di Suriah.
Serangan di Paris sempat meningkatkan ketegangan dalam hubungan Belgia-Perancis. Perancis menilai Belgia gagal mengawasi terduga teroris yang kembali dari Suriah.
Salah satu tersangka utama, Salah Abdeslam, 26, warga negara Perancis, hingga kini masih buron. Abdeslam meninggalkan Paris beberapa jam setelah saudaranya meledakkan diri di luar sebuah kafe yang padat pengunjung.
Belakangan, Belgia menangkap 10 orang yang diduga membantu Abdeslam dan rekan-rekannya melancarkan serangan.
Belgia, dengan populasi warga Muslim sekitar lima persen dari 11 juta penduduk, menjadi negara di Uni Eropa dengan jumlah warga terbanyak yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
(ama)