Peneliti AS: Indonesia Berperan Penting dalam Masalah LCS

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2016 05:50 WIB
Indonesia memainkan peran aktif dalam perkembangan sengketa Laut China Selatan dan pembentukan UNCLOS, The United Nations Convention on the Law of the Sea.
Ilustrasi wilayah sengketa Laut China Selatan. (Reuters/U.S. Navy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun bukan merupakan salah satu negara yang bersengketa, Indonesia dianggap sebagai pihak dengan peranan penting dalam penyelesaian masalah di Laut China Selatan, bahkan sejak awal mula konflik mulai bergejolak.

“Indonesia sudah memainkan peran penting. Sejak awal, Indonesia sudah memainkan peran aktif dalam perkembangan kasus ini dan pembentukan UNCLOS (The United Nations Convention on the Law of the Sea). Indonesia memiliki peranan sangat penting dan signifikan dalam pembentukan hukum tersebut,” ujar Direktur Institut Studi Maritim China dari Naval War College Amerika Serikat, Petter Dutton, dalam telekonferensi dengan awak media di Jakarta, Rabu (30/3).
Dalam penggodokan konvensi tersebut, seorang diplomat andal Indonesia, Hasjim Djalal, bersama Menteri Luar Negeri saat itu, Mochtar Kusumaatmadja, dianggap sebagai tokoh penting. 

Sebelum UNCLOS dideklarasikan, perairan di Sulawesi, Halmahera, dan Sunda tak dianggap sebagai wilayah Indonesia. Namun akhirnya, UNCLOS menetapkan bahwa wilayah kedaulatan perairan suatu negara membentang hingga batas pulau terluar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya harap Indonesia dapat terus memegang peranan penting dan menjadi contoh dalam penyelesaian masalah di Laut China Selatan,” tutur Dutton.

Diplomasi sunyi

Sejak dulu, menurut Dutton, Indonesia selalu memainkan diplomasi sunyi. Diplomasi hening ini sangat diapresiasi oleh Dutton.

“Saya tahu ada beberapa pejabat tinggi Indonesia yang melakukan diplomasi secara lunak mengenai hal ini. Diplomasi aktif dan sunyi di balik layar ini juga memegang peranan penting,” katanya.

Selain itu, Indonesia juga terus berperan aktif dalam menyerukan semua negara untuk tetap mematuhi hukum internasional yang ada. Hal ini disampaikan pula oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam pertemuan para kepala negara ASEAN dengan Amerika Serikat pada Februari lalu. 
Menurut Dutton, negara-negara besar seperti Indonesia dan AS harus bersatu untuk menyuarakan keadilan di Laut China Selatan.

“Negara seperti Indonesia dan Amerika Serikat akan sangat kuat. Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di kawasan. Bersama Australia, India, Singapura, dan semuanya harus berbicara satu suara. Pesan kita jelas dan sama. Kami menghormati kepentingan negara lain, tapi kami juga berharap kepatuhan negara lain terhadap hukum,” katanya. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER