Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat menyatakan tidak akan mengakui zona eksklusif China di Laut China Selatan. AS juga menilai bahwa penetapan zona eksklusif semacam itu merupakan tindakan destabilisasi keamanan di wilayah tersebut.
Sejumlah pejabat AS khawatir pengadilan internasional terkait kasus yang diajukan Filipina melawan klaim China di Laut China Selatan dapat berujung kepada keputusan yang mendorong Beijing untuk mendeklarasikan zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ.
Langkah serupa dilakukan China di kawasan Laut China Timur pada 2013.
Wakil Menteri Pertahanan AS Robert Work pada Rabu (30/3) menyatakan Amerika Serikat tidak akan mengakui adanya zona ekslusif di Laut China Selatan, sebagaimana AS tidak mengakui adanya zona eksklusif China di Laut China Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan, yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk dengan perdagangan senilai lebih dari US$5 triliun melewati kawasan ini setiap tahun.
"Kami tidak percaya bahwa mereka memiliki dasar dalam hukum internasional, dan kami sudah mengatakan berulang kali bahwa kami akan terbang, berlayar dan pergi ke mana pun selama diperbolehkan hukum internasional," kata Work.
"Kami telah berbicara cukup jelas dengan rekan-rekan China kami dan menyatakan bahwa ADIZ merupakan tindakan destabilisasi. Kami menilai semua klaim di Laut China Selatan sebaiknya ditangani melalui mediasi dan bukan paksaan," katanya.
Komentar Work ini terlontar ketika Presiden China Xi Jinping siap mengunjungi Washington untuk menghadiri pertemuan puncak keamanan nuklir pekan ini.
Amerika Serikat menuduh China meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan dengan menempatkan rudal darat-ke-udara di sebuah pulau yang disengketakan. Hingga kini pemerintah China bungkam soal penempatan rudal itu.
Sementara China berulang kali menuduh AS melakukan militerisasi di kawasan Laut China Selatan melalui kebijakan patroli kebebasan navigasi di kawasan dan memperluas aliansi militer dengan negara yang mengklaim kawasan Laut China Selatan, seperti Filipina.
Pada Februari lalu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyatakan pengerahan militer negaranya di Laut China Selatan tidak jauh berbeda dari pengerahan militer AS di Hawaii.
Ketegangan antara China dan negara tetangganya seperti Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan terkait klaim di Laut China Selatan meningkat setelah Beijing memulai reklamasi yang di sejumlah pulau yang disengketakan dan terumbu karang di kawasan itu.
(ama)