Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi India menangkap lima orang setelah bencana kembang api di sebuah kuil Hindu yang menewaskan 108 orang.
Minggu (10/4) malam, polisi menangkap lima orang dan mengajukan gugatan terhadap Varkala Krishnankutty dan Kazhakootam Surendran, kontraktor yang dipercaya mengoperasikan kembang api oleh otoritas kuil Puttingal Devi di Kollam, selatan negara bagian Kerala.
Krishnankutty melarikan diri sementara Surendran menderita luka parah dalam kejadian tersebut.
Ribuan orang berkumpul di kuil tersebut untuk melihat festival kembang api yang menandai awal tahun Hindu. Salah satu kembang api terjatuh di gudang tempat penyimpanan kembang api dan memicu kebakaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah daerah mengatakan tidak pernah memberikan izin untuk pertunjukkan kembang api menyusul keluhan kebisingan dan polusi.
Polisi Anantha Krishnan mengatakan lima orang yang ditahan adalah karyawan pembuat kembang api yang dikontrak untuk menjalankan pertunjukkan di kuil Puttingal Devi.
Peristiwa ini membuat 380 terluka bakar atau cedera akibat puing-puing yang berjatuhan.
Menurut data yang dilansir Reuters, korban yang tewas sekitar 108 orang sementara Times of India menyebutkan 112 orang tewas dan 400 orang luka-luka.
Kerala dipenuhi dengan kuil-kuil yang dikelola oleh orang kaya dan perusahaan-perusahaan berpengaruh yang seringkali mengabaikan peraturan daerah.
Setiap tahunnya kuil-kuil itu bersaing mengadakan pertunjukan kembang api, dengan juri yang memutuskan siapa yang terbaik.
Pada hari Senin (11/4), keluarga korban datang ke lokasi mencari peninggalan kerabat mereka, seperti sepatu, tas dan barang lainnya yang berserakan di tumpukan puing-puing dan genangan air yang memerah akibat darah.
"Saya takut melihat jenazah pria dan wanita di tanah tak bernyawa," kata Anish Kumar, seorang warga yang melihat pertunjukkan tersebut.
Tragedi ini memicu desakan dari masyarakat agar pertunjukkan kembang api dilarang di tempat ramai di Kerala.
Politisi oposisi dari partai pimpinan Rahul Gandhi mengunjungi kuil, menuntut penyelidikan menyeluruh penyebab kebakaran yang terjadi saat pemilihan anggota parlemen.
Modi menghadapi kritikan publik karena gagal merespon dengan cepat bencana di India, seperti banjir yang melanda Chennai akhir tahun lalu. Sebagian besar kota saat itu tergenang sebelum bantuan pemerintah tiba.
Tapi Partai Bharatiya Janata, BJP, mengatakan Modi fokus pada tugas yang sedang dijalani.
"Sejak gempa Gujarat, dalam bencana apapun, Perdana Menteri ingin membantu," kata juru bicara BJP, M.J Akbar.