Jakarta, CNN Indonesia -- Surat kabar Jerman,
Sueddeutsche Zeitung melaporkan bahwa agen rahasia dari beberapa negara, termasuk perantara dari CIA, menggunakan jasa firma hukum Panama, Mossack Fonseca untuk menyembunyikan kegiatan mereka.
Mossack Fonseca adalah firma hukum pemilik dokumen yang bocor ke publik, berisi ratusan ribu perusahaan yang mereka dirikan di yurisdiksi bebas pajak yang rentan praktik penggelapan pajak.
"Agen rahasia dan informan mereka memanfaatkan berbagai macam jasa perusahaan," tulis
Sueddeutsche Zeitung pada Selasa (12/4). Surat kabar ini yang pertama kali memperoleh bocoran 11,5 juta dokumen Mossack Fonseca dari sumber anonim.
Dokumen yang kemudian disebut Panama Papers itu kemudian dibagikan ke International Consorsium of Investigative Journalists, ICIJ, dan sekitar 100 organisasi media untuk diselidiki lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para agen rahasia membuka perusahaan cangkang untuk menyembunyikan kegiatan mereka. Di antaranya adalah perantara dari CIA," bunyi laporan surat kabar itu.
Koran yang berbasis di Munich menyatakan klien Mossack Fonseca ini termasuk "beberapa pemain" dalam skandal Iran-Contra pada dekade 1980-an. Skandal itu mengungkapkan sejumlah pejabat senior AS memfasilitasi penjualan senjata rahasia untuk Iran dalam upaya menjamin pembebasan sandera Amerika dan mendanai pemberontak Contra di Nikaragua.
Panama Papers juga mengungkapkan bahwa "pejabat tinggi atau mantan lembaga rahasia dari setidaknya tiga negara, Arab Saudi, Kolombia dan Rwanda" tercantum di antara daftar klien perusahaan itu.
Di antara mereka adalah Sheikh Kamal Adham, mantan kepala intelijen Saudi yang meninggal tahun 1999. Adham "menjadi salah satu perantara kunci CIA pada dekade 1970-an" di Timur Tengah.
Sepekan setelah Panama Papers diungkap ke publik melalui laporan ICIJ, dokumen itu memicu penyelidikan keuangan di berbagai negara. Pasalnya, jutaan dokumen itu mengungkapkan harta dan investasi rahasia milik sejumlah pemimpin negara, keluarganya, maupun rekannya.
Dokumen ini menyeret nama Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Petro Poroschenko, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson, Perdana Menteri Inggris David Cameron, hingga pemain film Jackie Chan dan pesepak bola Lionel Messi.
(ama/den)