Jakarta, CNN Indonesia -- Taliban mengumumkan akan memulai serangan musim semi pada Selasa (12/4). Mereka berjanji akan meluncurkan serangan besar-besaran terhadap pemerintah dengan bom bunuh diri dan serangan gerilya untuk menggulingkan pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat.
Operasi ini dinamakan "Operasi Omari", nama dari salah satu pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar.
Diumumkan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri John Kerry mengunjungi Kabul, yang mereka tuding menegaskan kembali dukungan AS bagi pemerintah persatuan nasional yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani.
"Jihad melawan dan merampas tentara kafir merupakan kewajiban suci kami dan satu-satunya jalan kami untuk membangun sitem Islam dan mendapatkan kembali kemerdekaan," kata Taliban dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok itu kembali memperoleh kekuatan sejak penarikan tentara internasional dari Afghanistan pada 2014. Kini Taliban bahkan lebih kuat di beberapa titik sejak invasi pasukan AS pada 2001.
Dalam pernyataan Taliban, mereka mengatakan akan menggunakan para pengebom bunuh diri untuk membunuh pasukan musuh di pusat-pusat perkotaan.
"Operasi ini akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk membuat musuh kami berlumuran tanah dalam perang yang menurunkan semangat para penyerbu asing dan milisi bersenjata internal mereka," kata Taliban.
Sejalan dengan pernyataan terbaru ini, Taliban mengatakan akan membangun pemerintahan di daerah yang mereka kontrol serta menghindari korban sipil dan kerusakan infrastruktur.
Sementara itu, pertempuran sengit berlanjut di daerah Kunduz, kota di utara Afghanistan yang direbut oleh para pemberontak tahun lalu.
Di Helmand, ribuan tentara Inggris dan AS tewas dan terluka dalam perang melawan Taliban. Pasukan pemerintah ditarik dari beberapa daerah dan bertahan di pusat kota, Lashkar Gah.
Dalam setahun pertama sejak pasukan AS pergi, pasukan keamanan Afghanistan melawan sebagian besar pasukan Taliban dengan kondisi kekurangan personel, peralatan berat dan tingkat desersi tinggi dan pendek. Mereka juga kekurangan kekuatan udara, transportasi dan dukungan logistik.
Beberapa jam sebelum pengumuman oleh Taliban, Kedutaan Besar AS di Kabul mengeluarkan peringatan darurat kepada warga AS, berisi informasi yang mereka terima soal rencana serangan di hotel besar di Kabul oleh militan.
(stu)