Bahkan Pejabat Korut Mengkritik Komentar Donald Trump

CNN | CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2016 10:32 WIB
Seorang pejabat Korea Utara mengkritik komentar Donald Trump soal ketegangan di kawasan Semenanjung Korea, menyebutnya “absurd dan tidak logis.”
Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa militer AS seharusnya ditarik dari sekutu utamanya di Asia--Korea Selatan dan Jepang, dan kedua negara itu seharusnya mempersenjatai diri mereaka sendiri dengan senjata nuklir. (Reuters/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pejabat Korea Utara mengkritik komentar Donald Trump, menyebutnya “absurd dan tidak logis.”

Trump, calon kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, sebelumnya mengatakan bahwa militer AS seharusnya ditarik dari sekutu utamanya di Asia--Korea Selatan dan Jepang, dan kedua negara itu  seharusnya mempersenjatai diri mereaka sendiri dengan senjata nuklir.

“Ucapan Donald Trump sama sekali absurd dan tak logis,” kata Ri Jong Ryul, wakil direktur jenderal Institut Studi Internasional di Pyongyang, dalam wawancara dengan CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“AS menyuruh kami untuk memberhentikan program nuklir kami, menyiapkan serangan nuklir ke kami, dan di sisi lain meminta sekutunya untuk memiliki senjata nuklir. Bukankah ini standar ganda?” kata Ri.

Meski Korut merupakan negara yang kerap meluncurkan retorika berisi provokasi, bahkan Ri percaya bahwa ideologi Trump berbahaya.

“Komentar Trump memberi kami gambaran soal kebijakan Amerika yang tak bersahabat dengan negara saya,” ujar Ri. “Sederhananya, tindakan tak bersahabat Amerika terhadap kami membuat situasi di Semenanjung Korea lebih buruk.”

Ia memperingatkan bahwa kebijakan ala Trump hanya akan mengeskalasi ambisi nuklir Korut.
[Gambas:Video CNN]
Korut saat ini berada di bawah sanksi AS, Uni Eropa dan PBB, terkait program nuklirnya. Bulan lalu, sanksi diperluas berkat aktivitas nukir Korut sejak Januari, termasuk uji coba nuklir keempat, peluncuran rudal balistik antarbenua, dan berbagai uji coba peluncuran rudal jarak dekat dan menengah.

Terkait dengan pemilu AS, Ri, yang merupakan mantan diplomat dan mantan duta besar Korut dan kini mengoperasikan lembaga think tank, mengatakan bahwa warga Korut tak tertarik.

Media pemerintah Korut tak melaporkan dengan detail proses pemilu AS, dan warga juga tak banyak tahu soal siapa saja kandidat dalam pemilu AS pada November mendatang.

“Kami tak terlalu tertarik pada pemilu AS. Kami tak peduli siapa yang akan menjadi presiden AS selanjutnya,” kata Ri. “Baik Republik atau Demokrat yang berkuasa, tak ada hubungannya dengan kami. Politisi Amerika selalu memiliki kebijakan tak bersahabat dengan Korut.” (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER