Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 13 warga Australia muncul dalam dokumen pendaftaran anggota ISIS yang tersebar ke berbagai organisasi media bulan lalu, menurut data dari pusat penelitian militer Amerika Serikat.
Data yang dipublikasikan oleh Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point menunjukkan jumlah itu lebih banyak 11 orang dari jumlah warga Australia yang sebelumnya dilaporkan muncul dalam dokumen pendaftaraan ISIS.
Dilaporkan
The Guardian pada Selasa (19/4), ribuan dokumen pendaftaran ISIS yang diterbitkan oleh situs oposisi Suriah pada Januari lalu itu kemudian tersebar ke harian Jerman, Süddeutsche Zeitung pada Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bocoran data itu merangkum sekitar 23 daftar biografi pendaftar ISIS, merinci nama, tangal lahir, golongan darah, "tingkat ketaatan" dan fungsi mereka dalam ISIS, termasuk apakah mereka akan bertugas sebagai pelaku bom bunuh diri.
Secara keseluruhan, data dari West Point menunjukkan terdapat lebih 4.188 anggota ISIS yang teridentifikasi, sebanyak 13 di antaranya tinggal di Australia dan 11 warga negara Australia.
Bulan lalu, The Guardian melaporkan terdapat dua warga Australia yang muncul dalam dokumen pendaftaran ISIS, salah satunya adalah seorang pilot terlatih berusia 25 tahun dengan nama samaran Abu Munzir al-Lubnani.
Terdapat juga seorang pria berusia 36 tahun bernama Abu Ubaidah al-Lubnani, calon pelaku bom bunuh diri.
Polisi kini tengah menyelidiki apakah al-Lubani merupakan nama samaran yang digunakan oleh Amer Haddara, pria yang pernah dipenjara selama lebih dari empat tahun karena bergabung dengan organisasi teroris di Melbourne pada 2005.
Data dari West Point menemukan 10 persen pendaftar ISIS memiliki pengalaman jihad, sebagian berasal dari Suriah, Libya dan Afghanistan. Sekitar 12 persen di antaranya mendaftarkan diri sebagai pengebom bunuh diri.
Data ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar anggota merupakan lulusan perguruan tinggi, tapi bekerja sebagai pekerja dengan kemampuan rendah. Data ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar pendaftar ISIS "mungkin termotivasi dari rasa frustasi karena gagal untuk mendapatkan kesuksesan dalam dunia kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka."
(ama)